Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Fiktif, Ahli Sejarah: Ngawur

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Bangunan Candri Muara Takus terdiri dari empat bangunan yang saling berdekatan yakni Candi Tua, Candi Mahligai, Candi Bungsu dan Candi Palangka. Situs sejarah peninggalan kerajaan Sriwijaya ini terletak di pinggir sungai kampar kanan, 5 Januari 2015. TEMPO/Riyan Nofitra.
Bangunan Candri Muara Takus terdiri dari empat bangunan yang saling berdekatan yakni Candi Tua, Candi Mahligai, Candi Bungsu dan Candi Palangka. Situs sejarah peninggalan kerajaan Sriwijaya ini terletak di pinggir sungai kampar kanan, 5 Januari 2015. TEMPO/Riyan Nofitra.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menilai pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi yang mengatakan Kerajaan Sriwijaya fiktif adalah keliru dan tidak dapat diterima.

"Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuwan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat," kata Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI ) Sumsel sekaligus dosen sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr. Farida Wargadalem kepada Antara, Senin, 26 Agustus 2019.

Sebelumnya  Ridwan Saidi atau akrab disapa Babe Ridwan dalam dua video di kanal Youtube menyebut Kerajaan Sriwjaya adalah fiktif dan dianggapnya sebagai sekelompok bajak laut.

Kedua video yang berisi pernyataan Ridwan Saidi tersebut diunggah oleh akun Macan Idealis. Video pertama berdurasi 15 menit diunggah pada 23 Agustus 2019 dan telah ditonton sebanyak 222.284 kali, sedangkan video kedua berdurasi 20 menit diunggah pada 25 Agustus 2019 dan telah ditonton 81.626 kali.

Menurut Farida, Ridwan Saidi tidak memiliki kapasitas untuk berpendapat mengenai keabsahan Kerajaan Sriwijaya karena ia bukan orang dengan bidang ilmu tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Apakah setiap pendapat orang yang tidak jelas keahliannya menjadi sebuah pembenaran? Jika demikian maka tutup saja perguruan tinggi atau kajian-kajian khusus bidang sejarah," kata Farida.

Ia berharap masyarakat tetap berpegang pada hasil kajian para arkeolog dan sejarawan yang telah menggali bukti-bukti sejarah Sriwijaya serta tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan yang tidak memiliki landasan ilmiah, mengingat literasi sejarah masyarakat Indonesia masih rendah.

Peneliti Balai Arkeologi Sumsel, Retno Purwati, menegaskan Kerajaan Sriwijaya memiliki bukti peninggalan berupa 22 prasasti di Palembang, salah satunya yang masih dapat dilihat yakni Prasasti Kedukan Bukit.

"Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim terbesar yang berpindah-pindah, bukan berbentuk sebuah negara seperti yang banyak orang bayangkan dan sering membuat orang ngawur saat mengatakan Sriwijaya itu tidak ada," kata Retno.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

8 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

27 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

28 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

32 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

32 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

33 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

50 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Festival Musim Semi di Cina. Xinhua
Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada media ketika mengunjungi Rumah Susun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Ahad, 14 Januari 2024. Dalam kunjungannya itu, Hasto juga membagikan telur kepada warga setempat. Tempo/ Adil Al Hasan
Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.