Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog: Pendapat Ridwan Saidi Sriwijaya Fiktif Nyeleneh

image-gnews
Pekerja melanjutkan penggalian situs Perahu Kuno Lambur di Muara Sabak Timur, Tanjungjabung Timur, Jambi, Jumat 23 Agustus 2019. Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar yang terlibat dalam proses ekskavasi menyebutkan situs perahu tersebut diprediksi berasal antara abad 1-13 Masehi dan terkait dengan Kerajaan Sriwijaya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pekerja melanjutkan penggalian situs Perahu Kuno Lambur di Muara Sabak Timur, Tanjungjabung Timur, Jambi, Jumat 23 Agustus 2019. Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar yang terlibat dalam proses ekskavasi menyebutkan situs perahu tersebut diprediksi berasal antara abad 1-13 Masehi dan terkait dengan Kerajaan Sriwijaya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo menanggapi pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyebut Kerajaan Sriwijaya fiktif.

"Dia tidak salah paham, tapi Engkong (Ridwan Saidi) punya pendapat sendiri yang nyaleneh," kata Bambang yang biasa disapa Tomi, Rabu, 28 Agustus 2019. "Pada hakekatnya Engkong sedang menghancurkan bangsa Indonesia, seperti yang dikatakannya bahwa untuk menghancurkan sebuah bangsa, hancurkan dulu sejarahnya."

Ridwan Saidi atau akrab disapa Babe Ridwan dalam dua video di kanal Youtube menganggap Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif dan dianggap sebagai gabungan bajak laut.

"Dalam mengutip berita I Tsing si Engkong sudah melakukan kesalahan. I Tsing itu bukan utusan Kaisar Tiongkok untuk mencari dimana Sriwijaya. I Tsing adalah seorang bhiksu yang mau belajar ajaran Buddha ke Nalanda," kata Tomi.

Sebelum ke Nalanda di India Utara, Tomi menambahkan, I Tsing singgah dulu ke Sriwijaya untuk belajar tata-bahasa Sansekerta. Setelah itu melanjutkan perjalanannya ke India. Dalam perjalanannya I Tsing singgah di Chieh-cha (Kedah) di Malaysia perbatasan dengan Thailand.

Sekembalinya dari Nalanda, Tomi berujar, I Tsing singgah lagi di Sriwijaya untuk menyalin dan menterjemahkan kitab suci ajaran Buddha. "Itu baru soal berita I Tsing, bagaimana Engkong bisa mengatakan fiktif, kalau dalam mengutip berita I Tsing saja sudah salah besar," tutur Tomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukti fisik kehadiran Kerajaan Sriwijaya salah satunya adalah Candi Muara Takus. Menurut Tomi, Ridwan Saidi mengetahui tentang bukti-bukti tersebut, tapi terjadi penyangkalan.

Atau, Tomi melanjutkan, Ridwan Saidi tentang prasasti-prasasti Sriwijaya yang banyak ditemukan di Sumatera bagian selatan, merupakan copy dari prasasti di Champa. Aslinya di Champa, karena di Sumatera bagian selatan ada komunitas Melayu, maka dibuatlah copy prasasti tersebut.

"Engkong menyatakan bahwa prasasti-prasasti tersebut merupakan prasasti tentang pembebasan pajak di sebuah desa," ujar Tomi. "Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun prasasti Sriwijaya berisi tentang pembebasan pajak suatu desa, atau dalam prasasti di Jawa adalah prasasti tentang penetapan suatu daerah menjadi sima (bebas pajak)."

Menurut Tomi, prasasti-prasasti Sriwijaya umumnya prasasti persumpahan, dan yang paling lengkap adalah Prasasti Telaga Batu. Dalam Prasasti Telaga Batu yang diambil sumpahnya mulai dari putra mahkota sampai tukang cuci kerajaan.

Kemudian, kata Tomi, Prasasti Kedukan Bukit tertanggal 16 Juni 682 M. Isinya tentang pembangunan wanua atau perkampungan Sriwijaya. "Prasasti Talang Tuwo tertanggal 23 Maret 684 M. Berisi tentang pembangunan Taman Sriksetra oleh Dapuntahyang Sri Jayanasa," kata dia.

Dua video yang berisi pernyataan Ridwan Saidi tentang Sriwijaya ini diunggah oleh akun YouTube bernama Macan Idealis. Video pertama berdurasi 15 menit diunggah pada 23 Agustus 2019, sedangkan video kedua berdurasi 20 menit diunggah pada 24 Agustus 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

2 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

3 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

6 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

17 Januari 2024

The Golden Spoon. Dok. Disney+ Hotstar.
6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

Dalam drakor ini, sendok emas tak hanya menjadi objek materi, namun juga mengubah hidup para karakter utama, menjadi lebih penting.


Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

17 November 2023

Dua arkeolog meneliti arsitektur benteng pertahanan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan dengan cara ekskavasi atau penggalian pada Kamis (16/11/2023). Diketahui ekskavasi juga pernah dilakukan pada 1995. ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.


Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

8 November 2023

Hanukkiyah, tempat lilin yang digunakan selama hari raya Yahudi Hanukkah, berdiri di sisa-sisa ambang jendela yang terbakar, menyusul infiltrasi mematikan oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Be'eri di Israel selatan, 17 Oktober 2023. REUTERS/ Ronen Zvulun
Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

Di sebuah lokasi, tim arkeologi Israel sedang memilah-milah abu dan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa manusia dan dapat mengidentifikasinya.


Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

28 Oktober 2023

Mulan Jameela dan Ahmad Dhani berpose di Gua Ashabul Kahfi. Mulan tampak cantik menggenakan gaun berwarna merah yang dipadukan dengan hijab berwarna hitam. Sedangkan Ahmad Dhani mengenakan celana jeans, kaos lengan panjang berwarna hitam, dan peci hitam. Instagram.com
Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

Arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy temukan Gua Ashabul Kahfi di daerah Ar-Raheib di Yordania pada 1963.


Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru Ada Hopewell Ceremonial Earthworks

28 September 2023

Newark Earthwork. Unsplash.com/Walter Martin
Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru Ada Hopewell Ceremonial Earthworks

Hopewell Ceremonial Earthworks sebuah bangunan prasejarah yang ditemukan di tengah Ohio, kini termasuk dalam Situs Warisan Dunia


Kisah Sprinkler Tak Sanggup Padamkan Kebakaran Museum Nasional

26 September 2023

Petugas pemadam kebakaran masih berjaga di area Museum Nasional, Selasa, 19 September 2023. Terpantau pengamanan ini sudah memasuki hari ketiga pemeriksaan sejak kebakaran pada Sabtu lalu. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kisah Sprinkler Tak Sanggup Padamkan Kebakaran Museum Nasional

Kebakaran Museum Nasional Indonesia membuat prihatin banyak pihak, termasuk arkeolog.