Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Arkeolog UI dan Ridwan Saidi Soal Bukti Kerajaan Sriwijaya

image-gnews
Candi Muara Takus merupakan situs candi Buddha yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, 5 Januari 2014. TEMPO/Riyan Nofitra.
Candi Muara Takus merupakan situs candi Buddha yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, 5 Januari 2014. TEMPO/Riyan Nofitra.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar dan Budayawan Betawi Ridwan Saidi memiliki pandangan yang berbeda mengenai bukti adanya Kerajaan Sriwijaya.

Menurut Agus, Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak sumber yang sudah dipublikasikan, salah satunya buku karya O.W. Wolters. "Selain itu, ada prasasti sebagai bukti sejarah adanya Kerajaan Sriwijaya, ada juga arca dan sisa barang kuno," ujar Agus, di Museum Nasioal, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2019.

Pembahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya ramai dibicarakan setelah Ridwan Saidi atau yang akrab disapa Babe Ridwan menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya fiktif. "Sriwijaya itu fiktif, hanya gabungan bajak laut," kata Babe Ridwan dalam video yang diedarkan dalam akun YouTube benama Macan Ideologis.

Pernyataan tersebut ada dalam dua video, pertama berdurasi 15 menit diunggah pada 23 Agustus 2019, sedangkan video kedua berdurasi 20 menit diunggah pada 24 Agustus 2019.

"Kalau baca buku Purbocaroko tahun 1952, Babe itu menyalahkan Purbocaroko, terutama Tarumanegara juga dia salahkan. Kalau begitukan ada tendensi yang enggak kita tahu," ujar Agus. "Tendensinya itu apa, soalnya ada kecenderungan yang sama dengan ada yang bilang bahwa Candi Borobudur milik Nabi Sulaiman gitu. Jadi ada tendensi yang kita tidak tahu."

Namun, pernyataan Agus berbeda dengan pendapat Babe Ridwan tentang bukti-bukti yang sudah diteliti. Ketika berbicara masalah bukti, Babe Ridwan justru menanyakan kembali bukti yang mana.
Misalnya, kata Babe Ridwan, Candi Muara Takus ada yang bilang Sriwijaya, itu minaretnya (menaranya) persis seperti yang ada di Mesopotamia. Kemudian Bukit Siguntang itu adalah situs Kerajaan Palembang, karena ada masjid kaum Saman abad ke-10.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi jangan asal saja, begini sih arkeolog pergi ke pangkalan material, batu bertumpuk dia bilang candi," tutur Babe Ridwan kepada Tempo melalui telepon, Kamis, 29 Agustus 2019. "Kalau arca-arca yang dia bilang arca budha itu arca Siddhartha Gautama itu orang Samarkand, karena orang Samarkand mengklaim bahwa Siddhartha Gautama adalah orang Samarkand."

Jadi, Babe Ridwan berujar, mereka (arkeolog) harus menunjukkan bukti-bukti atau data-data yang valid. "Menurut saya data mereka tidak valid, kok sekarang dibalik saya musti buktikan bahwa itu tidak ada. Jangan dibalik dong," kata Babe Ridwan.

Babe Ridwan menyatakan bahwa arkeolog tidak mengerti bahasa-bahasa kuno. Itulah, kata dia, yang menyebabkan sejarah Indonesia fatal dan perlu direkonstruksi.

"Prasasti yang mendukung keberadaan Sriwijaya yang selama ini mereka gunakan, prasasti yang ditemukan 1918, itu ada arkeolog Prancis yang menebak-nebak itu Bahasa Sansekerta," katanya. "Bahasa yang dipakai prasasti yang ditemukan itu adalah Bahasa Armenia, bukan Sansekerta. Sehingga, terjemahannya jadi keliru berat, itu bukan tentang keberadaan Sriwijaya."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

27 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

29 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

30 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

33 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

17 Januari 2024

The Golden Spoon. Dok. Disney+ Hotstar.
6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

Dalam drakor ini, sendok emas tak hanya menjadi objek materi, namun juga mengubah hidup para karakter utama, menjadi lebih penting.


Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

17 November 2023

Dua arkeolog meneliti arsitektur benteng pertahanan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan dengan cara ekskavasi atau penggalian pada Kamis (16/11/2023). Diketahui ekskavasi juga pernah dilakukan pada 1995. ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.


Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

8 November 2023

Hanukkiyah, tempat lilin yang digunakan selama hari raya Yahudi Hanukkah, berdiri di sisa-sisa ambang jendela yang terbakar, menyusul infiltrasi mematikan oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Be'eri di Israel selatan, 17 Oktober 2023. REUTERS/ Ronen Zvulun
Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

Di sebuah lokasi, tim arkeologi Israel sedang memilah-milah abu dan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa manusia dan dapat mengidentifikasinya.


Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

28 Oktober 2023

Mulan Jameela dan Ahmad Dhani berpose di Gua Ashabul Kahfi. Mulan tampak cantik menggenakan gaun berwarna merah yang dipadukan dengan hijab berwarna hitam. Sedangkan Ahmad Dhani mengenakan celana jeans, kaos lengan panjang berwarna hitam, dan peci hitam. Instagram.com
Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

Arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy temukan Gua Ashabul Kahfi di daerah Ar-Raheib di Yordania pada 1963.


Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru Ada Hopewell Ceremonial Earthworks

28 September 2023

Newark Earthwork. Unsplash.com/Walter Martin
Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru Ada Hopewell Ceremonial Earthworks

Hopewell Ceremonial Earthworks sebuah bangunan prasejarah yang ditemukan di tengah Ohio, kini termasuk dalam Situs Warisan Dunia


Kisah Sprinkler Tak Sanggup Padamkan Kebakaran Museum Nasional

26 September 2023

Petugas pemadam kebakaran masih berjaga di area Museum Nasional, Selasa, 19 September 2023. Terpantau pengamanan ini sudah memasuki hari ketiga pemeriksaan sejak kebakaran pada Sabtu lalu. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kisah Sprinkler Tak Sanggup Padamkan Kebakaran Museum Nasional

Kebakaran Museum Nasional Indonesia membuat prihatin banyak pihak, termasuk arkeolog.