Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fosil 3,8 Juta Tahun Ethiopia Mengungkap Wajah Leluhur Lucy

image-gnews
Fosil 3,8 juta tahun Ethiopia mengungkap wajah leluhur Lucy. Rekonstruksi wajah
Fosil 3,8 juta tahun Ethiopia mengungkap wajah leluhur Lucy. Rekonstruksi wajah "MRD" oleh John Gurche dimungkinkan melalui kontribusi dermawan oleh Susan dan George Klein. Kredit: Matt Crow, Museum Sejarah Alam Cleveland
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Ilmuwan mengidentifikasi fosil cranium berumur 3,8 juta tahun yang mewakili interval waktu antara 4,1 dan 3,6 juta tahun yang lalu, sebagai Australopithecus anamensis (disebut juga MRD berdasarkan nomor koleksinya MRD-VP-1/1), spesies Australopithecus paling awal dan diterima secara luas sebagai nenek moyang spesies Lucy, Australopithecus afarensis.

Peneliti menggunakan fitur morfologis tengkorak untuk mengidentifikasi spesies mana yang diwakili fosil tersebut.

"Fitur dari rahang atas dan gigi taring sangat penting dalam menemukan cranium. Tengkorak itu bersama dengan fosil lain yang dikenal dari Afar, menunjukkan bahwa Australopithecus anamensis dan Australopithecus afarensis hidup berdampingan selama sekitar 100 ribu tahun," ujar Stephanie Melillo dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi, dikutip Phys, Kamis, 29 Agustus 2019.

Temporal yang tumpang tindih ini menantang gagasan yang diterima secara luas tentang transisi linear antara kedua leluhur manusia purba ini. Haile-Selassie dari Museum Sejarah Alam Cleveland berkata: "Ini adalah pengubah permainan dalam pemahaman kita tentang evolusi manusia selama Pliosen," katanya.

Melillo dan Selassie menemukan cranium Australopithecus anamensis pertama di situs paleontologis Woranso-Mille, di Wilayah Afar di Ethiopia pada 2016. Bekerja selama 15 tahun terakhir di lokasi, setelah penemuan mereka, ahli melakukan analisis ekstensif MRD, sementara ahli geologi proyek bekerja untuk menentukan usia dan konteks spesimen.

Hasil temuan tim dipublikasikan secara online dalam dua makalah di jurnal ilmiah internasional Nature. Proyek Woranso-Mille telah melakukan penelitian lapangan di wilayah tengah Afar di Ethiopia sejak 2004. Proyek itu telah mengumpulkan lebih dari 12.600 spesimen fosil yang mewakili sekitar 85 spesies mamalia.

Pengumpulan fosil mencakup sekitar 230 spesimen hominin fosil yang berasal dari lebih dari 3,8-3,0 juta tahun yang lalu. Potongan pertama rahang atas, ditemukan oleh Ali Bereino (seorang pekerja Afar lokal) pada 10 Februari 2016 di sebuah tempat yang dikenal sebagai Miro Dora, distrik Mille dari Daerah Regional Afar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Spesimen itu diekspos di permukaan dan penyelidikan lebih lanjut dari daerah tersebut menghasilkan pemulihan sisa tempurung kepala. "Saya tidak bisa mempercayai mata saya ketika aku melihat sisa tempurung kepala. Itu adalah momen dan seperti mimpi menjadi kenyataan," tutur Selassie.

Australopithecus anamensis adalah anggota genus Australopithecus tertua yang diketahui. Karena keadaan tengkorak hampir lengkap jarang terjadi, para peneliti mengidentifikasi fitur wajah yang belum pernah terlihat dalam spesies. "Fosil memiliki campuran fitur wajah dan tengkorak primitif, turunan yang tidak saya harapkan untuk dilihat pada satu individu," kata Selassie.

Beberapa karakteristik memiliki persamaan dengan spesies yang lebih baru. Sementara yang lain memiliki lebih banyak kesamaan dengan yang ada pada kelompok leluhur manusia purba yang bahkan lebih tua dan lebih primitif seperti Ardipithecus dan  Sahelanthropus.

"Sampai sekarang, kami memiliki celah besar antara leluhur manusia paling awal yang diketahui, yang berusia sekitar 6 juta tahun, dan spesies seperti Lucy, usia dua hingga tiga juta tahun," ujar Melillo. "Salah satu aspek paling menarik dari penemuan ini adalah bagaimana ia menjembatani ruang morfologis antara kedua kelompok ini."

PHYS | NATURE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

1 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

22 hari lalu

British Museum. Wikipedia
British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.


Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

29 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.


Sejarah Kopi di Indonesia dan Legenda Ethiopia

23 Februari 2024

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Sejarah Kopi di Indonesia dan Legenda Ethiopia

Sejarah kopi di Indonesia dan legenda Ethiopia, sejarah kopi di dunia.


Ethiopia Hanya Perbolehkan Kendaraan Listrik untuk Beroperasi di Jalan

14 Februari 2024

Sebuah kendaraan listrik sedang mengisi daya di SPKLU Gambir, Jakarta, 19 Juli 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Ethiopia Hanya Perbolehkan Kendaraan Listrik untuk Beroperasi di Jalan

Ethiopia menjadi negara di Afrika Timur pertama yang melarang kendaraan bermesin pembakaran internal dan hanya memperbolehkan kendaraan listrik.


Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Kolase foto dua jenis fosil Gastropoda atau siput (kiri) dan Pelecypoda atau kerang (kanan) yang ditemukan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) di pelataran rumah warga di Pangandaran. (Dok. Unpad)
Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.


We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

28 Januari 2024

Musisi USA for Africa yang menyanyikan lagu We are The World pada 1985. People
We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

Pada hari ini, 28 Januari, di 1985, kumpulan musisi USA for Africa merilis single hits yang legendaris, We Are the World bantu atas kelaparan Ethiopia


Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

15 Januari 2024

Ras anjing serigala Cekoslowakia ini dikembangkan sebagai anjing penyerang untuk kegunaan dalam Operasi Khas ketentaraan yang dilakukan oleh Tentara Cekoslowakia, tetapi kemudian juga digunakan dalam pencarian dan penyelamatan, pelacakan, penggembalaan, ketangkasan, kepatuhan, dan pemburuan. Harga anjing yang memiliki berat normal sekitar 26 kg dan tinggi sekitar 65 sentimeter ini bisa mencapai 80 hingga 133 juta rupiah. luxxory.com
Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

Serigala abu-abu tergolong hewan liar besar


Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

12 Januari 2024

Seekor walabi memakan wartel yang disebar oleh petugas Staf Taman Nasional dan Layanan Margasatwa NSW dari atas helikopter di sekitar Taman Nasional Wollemi dan Yengo, yang terdampak kebakaran hutan di New South Wales, Australia, 11 Januari 2020. NSW DPIE Environment, Energy and Science/Handout via REUTERS
Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

Papua memiliki kanguru asli Papua yang keberadaannya sudah terancam punah. Orang Papua menyebutnya "saham", kita mengenal dengan sebutan walabi.


Serangan Udara di Halaman Gereja Ethiopia di Hari Natal, Delapan Orang Tewas

29 Desember 2023

Ilustrasi serangan drone. REUTERS/Gleb Garanich
Serangan Udara di Halaman Gereja Ethiopia di Hari Natal, Delapan Orang Tewas

Serangan udara di halaman sebuah gereja di Ethiopia menewaskan delapan orang dan melukai lima orang lainnya. Diduga dilakukan dengan drone.