TEMPO.CO, Jakarta - Para calon rektor Universitas Padjadjaran atau Unpad memaparkan visi misi secara singkat, Senin, 2 September 2019.
Sebanyak sembilan orang calon yang lolos persyaratan berkas administrasi itu juga membahas soal krisis secara umum juga kondisi keuangan Unpad.
Sebelumnya mahasiswa dan dosen pernah berunjuk rasa memprotes kebijakan Rektor Unpad di antaranya soal sentralisasi keuangan.
Para calon rektor Unpad itu adalah Pelaksana Tugas Rektor Unpad Rina Indiastuti dan tiga wakil rektor yaitu Arief S. Kartasasmita (Bidang Keuangan dan Sumber Daya), Arry Bainus (Bidang Akademik dan Kemahasiswaan).
Selain itu ada Keri Lestari (Bidang Riset, Pengabdian Pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik). Calon lain dari kalangan internal Unpad yaitu Hendarmawan, Reiza D. Dienaputra, Sri Mulyani, Toni Toharudin, dan Unang Supratman.
Menurut Arief, kondisi keuangan di Unpad sejauh ini aman. “Asal kita teu loba kahayang (tidak banyak keinginan),” ujarnya. Situasinya saat ini banyak ekspektasi yang berlebihan. “Contoh misalnya kunjungan kerja ke luar negeri secara massif,” kata dia.
Kondisi itu menurutnya membebani keuangan secara umum. Anggaran Unpad menurutnya tetap sekitar Rp1,3 triliun per tahun dan sama seperti tahun sebelumnya.
Arry Bainus mengakui kondisi seperti itu. Menurutnya pengeluaran keuangan harus sesuai perencanaan dan kesepakatan yang telah dibuat. Sementara Keri Lestari mengatakan potensi pendapatan keuangan di Unpad masih banyak seperti dari alumni. “Sinergikan biaya dana abadi kerjasama dengan alumni, serta pengembangan potensi yang hasilkan income juga inovasi Pendidikan,” katanya.
Sementara menurut Hendarmawan, Unpad mengarah ke reputasi bisnis. Ada dua faktor yang perlu pengembangan yaitu manajemen profesional dan manajemen alumni. Adapun Reiza D. Dienaputra mengatakan antisipasi masalah keuangan bisa dilakukan lewat regulasi, evaluasi, dan sistem desentralisasi yang terkontrol. “Budaya efisiensi jadi solusi,” katanya.
Toni Toharudin senada dengan itu, sementara Unang Supratman menyamakan pengelolaan keuangan Unpad seperti rumah tangga, yaitu direncanakan matang, sesuai rencana, sehingga tidak terjadi pemborosan.
Bagi Sri Mulyani, siapa pun tidak boleh berasumsi soal keuangan organisasi karena harus berdasarkan laporan keuangan. “Pemimpin yang baik haus mengumumkan (laporan keuangan) ke publik,” ujar dosen Akuntansi itu.
Berita terkait pemilihan Rektor Unpad, bisa Anda simak di Tempo.co.