TEMPO.CO, Bandung - Langit pada September 2019 diwarnai dua hujan meteor yang bisa disaksikan di wilayah Indonesia. Selain hujan meteor Alpha Aurigids pada awal bulan, masih ada hujan meteor Epsilon Perseid. Ada juga beberapa fenomena langit menarik lainnya dari posisi planet juga penampakan galaksi Bima Sakti.
Penggiat komunitas astronomi Langit Selatan Avivah Yamani mencatat hujan meteor Aurigid atau Alpha Aurigids berlangsung dari 28 Agustus – 5 September. Puncak aktivitasnya pada 1 September pukul 21.00 WIB. Hujan meteor itu tampak datang dari rasi Auriga dengan lesatan 5 -6 meteor setiap jam yang bergerak dengan kecepatan 66 kilometer per jam. Rasi Auriga baru terbit tengah malam yakni pukul 00:16 WIB dari arah timur laut.
Sementara hujan meteor Epsilon Perseid yang juga berasal dari debu komet Swift-Tuttle akan dimulai 5 – 21 September. “Puncaknya 10 September pulul 06.00 WIB,” katanya Rabu, 4 September 2019. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Perseus. Saat puncak menghasilkan lima lesatan setiap jam dengan kecepatan 64 kilometer per jam.
Rasi Perseus terbit pukul 22.00 dan hujan meteor epsilon Perseid bisa diamati sejak rasi Perseid berada di atas horison timur. Pengamat bisa mulai berburu epsilon Perseid mulai pukul 22.30 sampai menjelang fajar. “Saat terbaik untuk mengamati hujan meteor epsilon Perseid pukul 04.00 WIB,” katanya.
Selain dua hujan meteor itu pada 6 September planet Jupiter dan bulan akan tampak seakan bersanding. Waktunya mengutip dari laman langitselatan.com, sejak matahari terbenam sampai bulan dan Jupiter terbenam pada tengah malam. Selanjutnya pada 8 September giliran planet Saturnus yang seakan bersanding dengan bulan. Waktu pengamatannya sejak matahari tenggelam hingga lewat tengah malam.
Fenomena langit lainnya yang menarik yaitu pemandangan galaksi Bima Sakti pada akhir September. Waktu pengamatannya mulai tengah malam membentang dari arah timur laut ke barat daya.
ANWAR SISWADI