TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sains Malaysia akan mendesak Indonesia untuk segera mengambil langkah memerangi kabut asap.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip laman New Strait Times pada Jumat, 6 September 2019, Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia mengatakan akan "mengirim catatan diplomatik ke Indonesia, sehingga tindakan segera akan diambil untuk memadamkan api dan mencegah pembakaran berulang-ulang."
Laman The Guardian, mengabarkan penduduk Kuala Lumpur mengatakan langit menjadi semakin berasap dalam beberapa hari terakhir karena asap telah menyebar melintasi selat Malaka.
"Hari ini hampir tak tertahankan," kata Thomas Smith, seorang ahli kebakaran gambut dari London School of Economics, yang berada di ibukota Malaysia untuk perjalanan penelitian. "Baunya sangat berbeda, seperti gambut."
Smith mengatakan sebagian besar kebakaran dilakukan dengan sengaja untuk menebangi hutan atau pertanian. Dalam beberapa tahun terakhir, penurunan harga minyak sawit telah mendorong beberapa petani membakar perkebunan mereka dan menanamnya kembali dengan sayuran atau buah naga.
Namun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah ada sebaran asap yang melintas wilayah Sumatera ke semenanjung Malaysia. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R. Prabowo memastikan bantahan itu berdasarkan pantauan dan analisa data satelit.
"Tidak seperti yang diberitakan oleh beberapa media asing sebelumnya,” kata dia dalam siaran pers BMKG, Ahad, 8 September 2019.
BMKG mencatat sedikitnya 2.510 titik panas yang terpantau menyebar di seluruh wilayah Asia Tenggara. Seluruh titik panas itu terpantau oleh citra Satelit Terra Aqua MODIS, SNPP, NOAA20 dan Satelit Himawari-8 selama kurun 4-7 September 2019.
"Seluruh titik panas tersebut tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, Timor Leste, dan Thailand," kata Mulyono.
Berdasarkan pantauan Satelit Himawari-8, sebaran asap di wilayah Indonesia terjadi di Provinsi Riau, Jambi, sebagian Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk pantauan asap lintas batas (transboundary haze) tidak terdeteksi sebaran asap dari wilayah Sumatera ke semenanjung Malaysia.
NEW STRAIT TIMES | THE GUARDIAN | ANWAR SISWADI