TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie, dalam pidatonya saat pemberian penghargaan teknologi BJ Habibie Technology Award 2018 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyampaikan bahwa dia memiliki banyak cucu intelektual.
"Saya punya tujuh cucu biologis, tapi saya punya jutaan cucu intelektual," kata Habibie dalam pidatonya, Juli 2018. Saat itu Habibie memberikan penghargaan kepada Eniya Listiani Dewi yang mengembangkan teknologi energi fuel cell.
"Saya bangga sekali, dia (Eniya) adalah cucu intelektual saya, jadi pas ditanya testimoni ya gimana, masa saya harus puji-puji dia," katanya. "Saya minta selamat berjuang, Anda berasal dari suatu daerah yang tidak pernah lelah, dengan SDM yang berkualitas dan diperbaharukan."
BJ Habibie meninggal dalam usia 83 tahun. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936, ini meninggalkan dua anak, yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Dalam beberapa hari terakhir Habibie menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
BJ Habibie Technology Award 2018 merupakan gelaran ke-11 yang menjadi salah satu upaya BPPT untuk memberikan dorongan timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan teknologi kepada para pelaku teknologi. BJ Habibie Technology Award digelar sejak 2008 dan sudah diberikan kepada 10 orang dari berbagai bidang yang tidak terbatas.
Presiden Indonesia ke-3 itu, dalam sambutannya, juga menjelaskan bahwa penerima penghargaan merupakan generasi penerus. "Kepala BPPT, Menristekditi, peraih penghargaan dan semua ilmuwan adalah orang-orang pilihan," kata dia saat itu.
Sebenarnya, kata BJ Habibie, banyak orang-orang yang berkompeten di masing-masing bidang. Namun, semuanya belum aktif dalam masyarakat dan pemerintahan. Sebagai satu tim harus semuanya harus bekerja sama dalam teknologi inovasi.