TEMPO.CO, Jakarta - Rudal nuklir milik Rusia diklaim mampu terbang berhari-hari. Rudal nuklir ini juga kabarnya anti tembak dan memiliki jangkauan tidak terbatas.
"Rusia berkomitmen untuk investasi besar-besaran dalam sistem baru seperti ini untuk mengalahkan pertahanan rudal AS," kata Jeffrey Lewis, pakar senjata nuklir di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, seperti dikutip Daily Mail, akhir pekan lalu.
Hal tersebut sesuai dengan penilaian intelijen AS yang memperkirakan bahwa senjata super Burevestnik bertenaga nuklir siap dalam enam tahun ke depan. Pandangan itu muncul meskipun terjadi ledakan bulan lalu selama uji coba rudal senjata 'kiamat' di Laut Putih, yang mengarah ke kebocoran radiasi. Lima ilmuwan dan teknisi tewas, dan beberapa lainnya cedera.
Beberapa akun telah mengaitkan kejadian itu dengan Burevestnik, meskipun berbagai ahli membantah ini. Rusia menolak untuk mengungkapkan kejadian itu. Rusia melakukan beberapa upaya untuk menguji jangkauan tak terbatas Burevestnik, yang juga dikenal dengan nama Skyfall, tapi tidak berhasil, demikian laporan intelijen AS.
"Kita terperosok ke arah perlombaan senjata. Persahabatan pribadi Trump dengan Putin bukan pengganti perjanjian yang menahan kekuatan super nuklir," tutur Lewis. "Apa pun yang dikatakan kedua pemimpin, militer AS dan Rusia menghabiskan miliaran dolar untuk senjata nuklir baru yang ditargetkan satu sama lain."
Terlepas dari kegagalan uji cobanya sumber-sumber yang dikutip CNBC, mengatakan bahwa sekarang ada batas waktu yang dipercepat. Rudal nuklir itu diyakini telah diuji empat kali antara November 2017 dan Februari 2018.
Namun, Rusia awal tahun ini mengatakan uji coba senjata bertenaga nuklir berhasil diselesaikan selama tahap uji coba utama. Uji coba dari reaktor yang memastikan jangkauan tak terbatas rudal.
Sebuah penilaian intelijen AS baru-baru ini menemukan bahwa ledakan pada 8 Agustus dari jangkauan uji coba rudal di Nyonoksa terjadi selama misi pemulihan untuk menyelamatkan Burevestnik yang hilang di dasar laut. Radiasi yang dilepaskan seribu kali lebih tinggi dari yang mematikan, demikian dilaporkan.
Burevestnik dipandang oleh Rusia sebagai rudal jelajah siluman terbang rendah, yang tidak mampu dicegat oleh pertahanan udara Barat. Senjata ini bisa mengirimkan hulu ledak nuklir di mana saja di seluruh dunia.
DAILY MAIL | CNBC