Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Geolog Mbah Rono: Gunung Slamet, Slamet Orang dan Gunungnya

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Gunung Slamet meletus, 12 September 2014. MN Adin/Anadolu Agency/Getty Images
Gunung Slamet meletus, 12 September 2014. MN Adin/Anadolu Agency/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar geologi Surono menilai peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, Jawa Tengah, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

"Saya dari dulu ngomong Gunung Slamet, slamet (selamat) orangnya, slamet gunungnya, begitu saja. Enggak sesuatu yang harus dihebohkan atau dikhawatirkan," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan kondisi Gunung Slamet setiap kali mengalami peningkatan aktivitas memang seperti sekarang ini.

Dalam hal ini, aktivitas kegempaan Gunung Slamet yang berstatus waspada (Level II) sejak tanggal 9 Agustus 2019 cenderung menunjukkan gempa embusan dan tremor menerus.

"Paling nanti kalau meletus (berupa) semburan-semburan material pijar, tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya periodisasi dalam peningkatan aktivitas Gunung Slamet, dia mengatakan hal itu bisa saja terjadi dan bisa juga tidak ada periodisasi.

Mbah Rono  (KOMUNIKA)

Berdasarkan catatan ANTARA, Gunung Slamet pernah mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2008-2009 dan setelah kembali normal, aktivitasnya kembali meningkat pada tahun 2014 dan selanjutnya kembali normal hingga akhirnya meningkat lagi pada 2019.

"Nyatanya Gunung Merapi biasanya dua tahunan-empat tahunan, ya sampai sekarang dari tahun 2010 ya begini-begini saja lah. Ya bergantung gunungnya saja, bisa empat tahunan, bisa ini, tergantung lah karena yang namanya alam itu ya, boleh dikatakan seperti itu, boleh dikatakan ya karepnya (maunya)  gunungnya kapan meletusnya, begitu saja," kata mantan Kepala Badan Geologi itu.

Saat dihubungi secara terpisah, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Sukedi mengatakan aktivitas Gunung Slamet sejak berstatus waspada (Level II) pada tanggal 9 Agustus 2019 hingga saat ini masih fluktuatif.

"Kondisinya masih flutuatif. Dalam kondisi seperti ini, berarti aktivitas masih sedang berlangsung dan kita masih mengikuti kondisi seperti ini, apakah yang akan terjadi," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengakui sejak Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas, pihaknyanya harus lebih intensif melakukan pengamatan ketika amplitudo tremor menerusnya naik seperti sekarang.

Akan tetapi ketika amplitudo tremor menerusnya turun, kata dia, hal itu bukan berarti normal karena bisa jadi sebagai  langkah gunung api tersebut dalam meningkatkan aktivitasnya, apakah akan diakhiri dengan sebuah letusan ataukah kembali ke normal.

Dia mengakui jika dalam beberapa hari terakhir, amplitudo tremor menerus yang terjadi di Gunung Slamet dominan pada angka 0,5 milimeter dan pada hari Senin (16/9), pukul 00.00-06.00 WIB, dominan 2 milimeter.

"Sejak peningkatan aktivitas, amplitudo tremor menerus tertinggi sempat mencapai 5 milimeter. Kami ikuti terus perkembangannya dan sampai saat ini, Gunung Slamet masih berstatus waspada," katanya.

Lebih lanjut, Sukedi mengatakan tremor menerus tersebut menunjukkan bahwa adanya aktivitas gempa dangkal.

"Jika aktivitas gempa dangkal itu mampu didorong oleh energi magma, itu mungkin baru akan keluar. Tetapi ketika masih kondisi seperti ini, ya berhenti di dasar permukaan kawah," katanya.

Sementara untuk gempa embusan, kata dia, terjadi akibat pelepasan gas yang ada di dasar permukaan kawah dan ketika mampu didorong oleh energi magma, kemungkinan akan terjadi letusan freatik.

Ia mengatakan hingga saat ini, deformasi atau perubahan bentuk pada Gunung Slamet juga masih terjadi. "Deformasi masih terjadi, penggelembungannya masih tampak," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih merekomendasikan agar masyarakat atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

13 hari lalu

Geopark Meteora, Yunani. Unsplash.com/Jason Blackeye
18 Geopark di Cina dan Eropa Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark Baru

Geopark apa saja yang termasuk dalam 18 geopark yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark baru


Penetapan dan Kriteria UNESCO Global Geopark

13 hari lalu

Panorama kawah di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Penetapan dan Kriteria UNESCO Global Geopark

UNESCO Global Geopark merupakan kawasan geografis yang memiliki signifikansi geologi internasional


Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

23 hari lalu

Materi yang dibagikan peneliti Danny Hilman Natawidjaja saat berdiskusi menjelaskan bagaimana pencairan es menyebabkan permukaan air laut naik dan menenggelamkan Sundalandia atau Sundaland. (ANTARA/HO-BRIN)
Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

BRIN meneliti sejarah geologi Sundaland untuk sejumlah alasan. Utamanya untuk antisipasi bencana.


Rangkaian Gempa Sesar Aktif Laut Jawa Hari Ini Tak Berpotensi Tsunami, Begini Penjelasannya

33 hari lalu

Sebaran aktivitas gempa susulan pasca M5,9 di Laut Jawa sebelah barat Pulau Bawean.
Rangkaian Gempa Sesar Aktif Laut Jawa Hari Ini Tak Berpotensi Tsunami, Begini Penjelasannya

Info dari BMKG, gempa terus terjadi dari Laut Jawa sebelah timur laut Tuban hingga 64 kali per pukul 18.21 WIB.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

33 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Kawasan IKN Mengandung Sumur Gas Dangkal, Faisal Basri: Biaya Pembangunan Bakal Membengkak

50 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Kawasan IKN Mengandung Sumur Gas Dangkal, Faisal Basri: Biaya Pembangunan Bakal Membengkak

Ekonom Faisal Basri memprediksi biaya pembangunan IKN akan membengkak karena di kawasan tersebut terdapat sumur gas dangkal. Butuh mitigasi bencana.


5 Kuliner Khas Kabupaten Pemalang

29 Januari 2024

Nasi Grombyang. Tangkapan video YouTube Simple Rudy TV
5 Kuliner Khas Kabupaten Pemalang

Topografi Kabupaten Pemalang bervariasi, bagian utara berupa dataran rendah pantai, bagian tengah dataran subur, dan bagian selatan datarang tinggi.


Guru Besar UGM Ungkap Pentingnya Perencanaan Mitigasi untuk Daerah Rawan Gempa

15 Januari 2024

Salah satu rumah warga yang rusak berat akibat gempa magnitudo 4,8 di Kampung Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat,  Kaler, Sumedang, Jawa Barat, 3 Januari 2024. Dampak gempa juga merusak 14 unit fasilitas pendidikan, 7 rumah ibadah, dan 2 sarana umum. Jumlah pengungsi sementara sudah mencapai 548 orang. TEMPO/Prima Mulia'
Guru Besar UGM Ungkap Pentingnya Perencanaan Mitigasi untuk Daerah Rawan Gempa

Data memperlihatkan adanya pola peningkatan aktivitas gempa sejak 2013 dengan rata-rata 10.000 kali dalam setahun.


Pakar Unpad: Waspada Gempa Meski Tidak Berada di Zona Sesar

11 Januari 2024

Ilustrasi gempa. geo.tv
Pakar Unpad: Waspada Gempa Meski Tidak Berada di Zona Sesar

Dosen Unpad Gempa bumi terjadi akibat pergerakan sesar yang selama ini belum terpetakan.


8 Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia

18 Desember 2023

Gunung berapi bawah laut Hunga Haapai di Samudra Pasifik, di lepas pantai Tonga, meletus pada Maret 2009. Maya Tolstoy, ahli geofisika kelautan dari Universitas Columbia, mengungkapkan teori baru bahwa letusan gunung bawah laut juga menyebabkan pemanasan global. Dana Stephenson/Getty Images
8 Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia

Menyelami keajaiban bawah laut indonesia, 8 gunung berapi bawah laut yang ada di Indonesia