TEMPO.CO, Solo - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat masker khusus untuk menghadapi kabut asap. Masker akan dikirim ke daerah yang terkena paparan kabut asap.
UNS akan melatih warga di Riau dan Palangkaraya untuk membuat peralatan serupa.
Salah satu perancang masker khusus Darmawan Ismail dari Fakultas Kedokteran UNS, mengatakan, bahwa masker biasa masih belum cukup ampuh untuk digunakan menghadapi kabut asap yang cukup pekat. "Sehingga kami merancang masker ini sejak 2015 lalu," katanya, Rabu 18 September 2019.
Alat bantu pernafasan ini diberi nama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter. Meski ukurannya cukup besar, peralatan tersebut diklaim mampu menghasilkan udara yang bersih sehingga cukup aman untuk dihirup ke paru-paru.
Surgeons of UNS itu berbentuk kotak yang terbuat dari mika transparan. Kotak tersebut berfungsi sebagai penyaring udara. Kotak itu didesain sedemikian rupa sehingga bisa dicangklong seperti layaknya ransel.
Udara yang akan dihirup mengalir dalam kotak melalui filter beberapa lapis yang dilembabkan dengan aroma therapy dan deterjen. "Berfungsi sebagai pengikat karbon," katanya. Udara yang sudah bersih lantas bisa dihirup melalui selang. Terdapat katup agar udara yang dihirup terpisah dengan udara yang dibuang.
Menurut Darmawan, masker itu tidak hanya bisa digunakan oleh masyarakat di daerah yang terpapar kabut asap. Petugas yang berjuang untuk memadamkan api juga perlu untuk menggunakan alat tersebut.
Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono mengatakan mereka tidak hanya mengirimkan alat saja. "Tapi kami juga mengirim beberapa orang untuk melatih masyarakat membuat alat tersebut," katanya.
Menurutnya, masker anti-kabut asap tersebut bisa dibuat dengan cukup mudah. Beaya yang dibutuhkan juga cukup murah. "Hanya Rp 25 ribu untuk tiap unitnya," kata dia.