TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan menemukan fosil Protodontopteryx ruthae, salah satu spesies burung tertua di dunia di Selandia Baru, yang hidup 62 juta tahun lalu setelah dinosaurus mati.
Menurut laman Phys, Selasa, 17 September 2019, semula Pelagornithids diperkirakan berevolusi di Belahan Bumi Utara. Tapi teori itu dipatahkan oleh penemuan fosil burung tertua di Selandia Baru tersebut.
Pelagornithids merupakan keluarga purba burung laut besar dengan ciri khas memiliki gigi. Ini adalah nenek moyang dari beberapa burung terbang terbesar. Fosil jenis ini pernah ditemukan di Waipara, Canterbury Utara, Selandia Baru.
Jika keturunannya berupa beberapa burung terbang terbesar yang pernah ada, dengan rentang sayap lebih dari 5 meter, Protodontopteryx ruthae hanya seukuran burung camar biasa. Seperti anggota keluarganya yang lain, burung laut itu memiliki tonjolan seperti tulang di ujung paruhnya.
Fosil burung laut diidentifikasi oleh tim yang sama baru-baru ini menemukan seekor penguin raksasa setinggi 1,6 meter dari situs yang sama. Ahli paleontologi Leigh Love menemukan kerangka Protodontopteryx tahun lalu di situs fosil Waipara Greensand.
Peneliti Alan Mannering menyiapkan tulang-tulang itu, dan sebuah tim yang terdiri dari Love, Kurator Museum Canterbury Paul Scofield, Vanesa De Pietri dan Gerald Mayr dari Senckenberg Research Institute dan Museum Sejarah Alam di Frankfurt, Jerman, merekonstruksi Protodontopteryx.
"Walaupun burung ini relatif kecil, dampak penemuannya sangat signifikan dalam pemahaman kita tentang keluarga ini. Sampai kita menemukan kerangka ini, semua pelagornithid yang sangat tua telah ditemukan di Belahan Bumi Utara, jadi semua orang berpikir mereka telah berevolusi sana," ujar Scofield usia menunjukkan fosil tulang pelagornithid.
Menurut dia, Selandia Baru adalah tempat yang sangat berbeda karena memiliki iklim tropis, suhu laut sekitar 25 derajat sehingga memiliki karang dan penyu raksasa. Sementara Mayr mengatakan penemuan Protodontopteryx benar-benar menakjubkan dan tidak terduga.
"Tidak hanya fosil itu salah satu spesimen burung pseudotoothed yang paling lengkap, tapi juga menunjukkan sejumlah fitur kerangka tak terduga yang berkontribusi pada pemahaman evolusi yang lebih baik. Ini burung-burung misterius itu," kata Mayr.
Spesies pelagornithid kemudian berevolusi hingga melayang di atas samudra dengan beberapa spesies memiliki sayap berukuran hingga 6,4 meter. Spesies pelagornithid terakhir mati sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, tepat sebelum manusia modern berevolusi.
Situs Waipara Greensand di mana kerangka Protodontopteryx ditemukan telah menghasilkan penemuan ilmiah penting dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk penguin kuno dan fosil burung tropik tertua di dunia.
Beberapa penemuan ini, termasuk fosil Protodontopteryx, akan ditampilkan dalam sebuah pameran tentang Selandia Baru kuno di Museum akhir tahun ini. Penelitian didanai oleh Royal Society of New Zealand Marsden Fund dan diterbitkan di dalam jurnal Papers in Palaeontology.
PHYS | PAPERS IN PALAEONTOLOGY