TEMPO.CO, Solo - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memperoleh penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam bidang pengembangan sumber daya manusia.
Dalam pidato ilmiah di hadapan sidang senat terbuka UNS, Hadi menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi cukup besar. "Diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat keempat di dunia pada 2045," katanya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Kondisi tersebut membuat Indonesia tidak hanya berpeluang menjadi konsumen pasar. "Namun juga berpeluang menjadi pelaku pasar yang produktif," katanya.
Di sisi lain, saat ini Indonesia juga akan menghadapi bonus demografi di 2036. Jumlah penduduk pada saat itu diperkirakan bakal mencapai 320 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya merupakan usia produktif.
Di sisi lain, saat ini Indonesia merupakan bagian dari dunia yang tengah menghadapi era revolusi digital dengan hadirnya teknologi 4.0. Menurutnya, perkembangan teknologi itu telah membawa perubahan yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat.
"Kunci untuk menghadapi semua itu adalah pendidikan," kata Hadi. Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan tersebut dengan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul.
Menurutnya, saat ini TNI sudah digerakkan untuk ikut berperan di dunia pendidikan. "Terutama di daerah-daerah perbatasan," katanya. Para personel TNI yang bertugas di perbatasan dilibatkan dalam dunia pendidikan melalui beberapa program, salah satunya adalah Babinsa Mengajar.
Hadi menganggap keterlibatan tersebut cukup penting di tengah keterbatasan infrastruktur pendidikan di daerah terpencil. Pendidikan dari para prajurit menurutnya juga cukup efektif dalam menumbuhkan sikap nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan.
Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan bahwa kampusnya baru beberapa kali memberikan penganugerahan doktor kehormatan. "Doktor HC Hadi Tjahjanto merupakan tokoh kelima yang menerima gelar kehormatan ini," katanya.
Sebelumnya, UNS telah memberikan gelar yang sama kepada Mashud Wisnu Saputro tahun 2006. Sedangkan Mahathir Mohamad mendapatkan gelar doktor kehormatan pada September 2012.
Selain itu, UNS juga pernah memberikan gelar tersebut kepada pendiri sekaligus pemimpin umum Kompas Jakob Oetama dalam bidang ilmu jurnalistik pada September 2014. Terakhir, penghargaan itu diberikan kepada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Bambang Setyo Wahyudi pada September 2016.