TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah asteroid meluncur mendekati Bumi, Minggu pagi, 22 September 2019. Jarak lintasannya cukup dekat dengan Bumi, tapi tidak menimbulkan dampak nyata pada kita.
Lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat atau NASA telah mengikuti gerak asteroid yang meluncur di ruang angkasa dengan kecepatan lebih dari 18.320 mph itu.
Asteroid dengan ukuran lebih tinggi dibandingkan menara Big Ben di London itu, menuju jalur Close Approach atau mendekati Bumi. NASA memperkirakan asteroid itu akan mendekati Bumi sekitar pukul 2.19 pagi BST (8.19 WIB) pada hari Minggu, 22 September 2019.
Selama pendekatan itu, asteroid terbang dengan kecepatan 8,19 km per detik atau 18.320,51 mph (19.484 kph). NASA menjuluki batu ruang angkasa besar itu Asteroid QZ1 2019. Asteroid QZ1 adalah obyek dekat Bumi yang bertipe Apollo atau NEO yang terperangkap dalam tata surya bagian dalam.
Asteroid melintasi orbit Bumi dengan cara yang mirip dengan Asteroid 1862 Apollo. Sementara NEO adalah semua asteroid dan batuan ruang angkasa yang mendekati Bumi pada orbit Matahari mereka.
"Beberapa asteroid dan komet mengikuti jalur orbit yang membawa mereka lebih dekat ke Matahari," kata NASA, dikutip Express, akhir pekan lalu. "Jika sebuah komet atau pendekatan asteroid membawanya ke dalam 1,3 unit astronomi Matahari, kita menyebutnya objek dekat Bumi."
Asteroid QZ1 pertama kali diamati pada 20 Agustus. Sejak itu, total 12 pengamatan telah membantu NASA menghitung ukuran, kecepatan, dan orbit batuan. NASA memperkirakan ukuran asteroid berkisar antara 187 kaki hingga 426,5 kaki (57cm hingga 130cm).
Untungnya, berdasarkan perhitungan NASA, tidak ada risiko asteroid menghantam Bumi dengan kecepatan penuh. Pada titik terdekatnya, asteroid akan mendekati planet ini dari jarak 0,03198 unit astronomi. Satu unit astronomi tunggal mengukur sekitar 93 juta mil (149,6 juta km), jarak antara Bumi dan Matahari.
Dengan kata lain, asteroid menyapa penduduk Bumi dari jarak 2,9 juta mil (4,78 juta km). Jaraknya kira-kira sama dengan 12,45 kali jarak Bumi ke Bulan. "Ketika mereka mengorbit Matahari, objek dekat Bumi terkadang dapat mendekati Bumi," ujar NASA. "Perhatikan bahwa bagian dekat secara astronomis bisa sangat jauh dalam istilah manusia: jutaan atau bahkan puluhan juta kilometer."
EXPRESS | FORBES