TEMPO.CO, Jakarta - Ada dampak asteroid yang besar pada 466 juta tahun lalu. Terlepas dari kehancuran yang terjadi, hantaman asteroid tersebut membantu kehidupan di Bumi berlipat ganda.
Sebuah makalah baru tim ilmuwan menunjukkan debu yang mencapai Bumi, demikian dikutip Syfy baru-baru ini, menghalangi sebagian besar sinar Matahari, dan memulai zaman es serta memberi tekanan pada lingkungan laut yang menyebabkan ledakan keanekaragaman evolusi.
Ada beberapa hal yang terjadi. Ahli paleontologi menyadari bahwa sekitar 465 juta tahun lalu, pada akhir Zaman Ordovisium, kehidupan laut invertebrata di Bumi mengalami ledakan diversifikasi.
Secara relatif tiba-tiba (lebih dari jutaan tahun), bentuk-bentuk kehidupan yang berevolusi dan berkembang dari Zaman Kambrium beberapa puluh juta tahun sebelumnya mulai sekarat, dan varietas baru kehidupan hewan muncul.
Hal tersebut dijuluki Great Ordovician Biodiversification Event (GOBE). Sudah beberapa lama diketahui bahwa tingkat oksigen di lautan meningkat saat itu. Juga ditunjukkan bahwa permukaan laut turun secara global.
Kedua peristiwa itu mengindikasikan zaman es yang besar. Ketika air membeku tingkat lautan turun, dan air yang lebih dingin mampu menyimpan lebih banyak gas terlarut di dalamnya. Tekanan semacam ini pada suatu lingkungan dapat memicu biodiversifikasi mendadak ketika kompetisi meningkat.
Tapi apa yang menyebabkan zaman es? Pada rentang waktu yang singkat (seperti puluhan atau ratusan ribu tahun), itu disebabkan oleh perubahan bentuk orbit Bumi, yang disebut Milankovitch Cycles. Pada rentang waktu lebih lama biasanya terkait peristiwa tektonik, perubahan iklim besar-besaran karena gunung yang mengangkat atau lempeng benua bergeser membuka atau menutup jalur laut, bahkan letusan gunung berapi yang luas, jutaan tahun.
Ini menyebabkan perubahan global yang besar dalam cara udara dan air bersirkulasi, memicu zaman es. Ada tiga dari zaman es yang panjang ini dalam 500 juta tahun terakhir, secara teknis berada dalam masa sekarang, dalam periode interglasial antara episode gletser yang berat.
Sekitar waktu yang sama di Ordovisium, asteroid besar dengan diameter sekitar 150 kilometer pecah. Asteroid ini berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan kemungkinan besar mengalami tabrakan besar dengan asteroid besar lainnya. Itu adalah asteroid primitif, asteroid yang belum banyak mengalami pencairan dan pemrosesan ulang bahan-bahannya.
SYFY | SPACE.COM