TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, pada Kamis, 26 September 2019, pukul 08.44.27 WIT, gempa magnitudo 5.0 mengguncang Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), namun tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa tersebut berlokasi pada koordinat 8.38 Lintang Selatan (LS), 119.82 Bujur Timur (BT), tepatnya berlokasi pada jarak 15 km arah barat laut Labuan Bajo, pada kedalaman 175 km.
BMKG menyebutkan, gempa bumi di Manggarai Barat dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari sesar turun (normal fault).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi di wilayah Laut Flores ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari sesar turun," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kupang, Robert Wahyu kepada ANTARA di Kupang, Kamis, terkait gempa Manggarai Barat.
Episenter gempa bumi pada koordinat 8,38 LS dan 119,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 15 km arah barat laut Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, dengan kedalaman 175 km.
Dia mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi.
Dampak gempa menurut informasi dirasakan di daerah Labuan Bajo III-IV MMI, dan Ruteng I-II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, begitupun gempa susulan (aftershocks) -nya