Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Orang Tewas Akibat Gempa Bumi di Ambon

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Seorang warga berjalan di area gedung Universitas Pattimura yang rusak ringan akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis, 26 September 2019. ANTARA/Humas BNPB
Seorang warga berjalan di area gedung Universitas Pattimura yang rusak ringan akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis, 26 September 2019. ANTARA/Humas BNPB
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 orang dinyatakan meninggal akibat gempa bumi magnitudo 6,5 di Ambon pada 26 September lalu. Jumlah korban itu merupakan data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku pada Sabtu, 29 September 2019 pukul 07.35 WIT.

"Sebanyak delapan korban ada di Kota Ambon, sepuluh korban di Kabupaten Maluku Tengah dan dua korban di Kabupaten Seram Bagian Barat," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Gempa Ambon juga mengakibatkan 152 orang luka-luka. Sebanyak 108 orang berada di Kabupaten Maluku Tengah, 13 orang di Kabupaten Seram Bagian Barat dan 31 orang di Kota Ambon. Sedangkan jumlah warga yang mengungsi akibat bencana itu menjadi 25.000 jiwa.

Agus Wibowo menambahkan, gempa dengan pusat kedalaman 10 kilometer tersebut juga mengakibatkan 534 rumah rusak. Selain itu, ada 12 unit rumah ibadah, 8 kantor pemerintahan, 6 sarana pendidikan, 1 fasilitas kesehatan, 1 pasar dan 1 jembatan yang juga mengalami kerusakan karena gempa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga saat ini, ujar Agus Wibowo, kebutuhan mendesak bagi pengungsi maupun korban luka-luka adalah tenda, terpal, makanan dan minuman, makanan bayi, makanan instan, obat-obatan, popok bayi, pembalut wanita, selimut dan matras. "Juga alat penerangan, tandon air, sarana MCK, pelayanan kesehatan dan psikologi, hingga bahan bakar minyak dan sebagainya," kata dia.

M YUSUF MANURUNG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

2 hari lalu

Pusat gempa di Bayah, Banten. Foto : BMKG
Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

Gempa tektonik bermagnitudo 4,7 mengguncang daerah Bayah Provinsi Banten, Selasa 16 April 2024 pada pukul 10.18 WIB. Getaran gempanya terasa hingga Kabupaten Sukabumi.


Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Peta pusat gempa tektonik M5,0 di Laut Banda, Alor, NTT, Selasa pagi 16 April 2024.  Istimewa
Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tektonik berkekuatan M5,0 mengguncang dari wilayah Laut Banda pada Selasa pagi, 16 April 2024, sekitar pukul 10.07.15 WIB.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

3 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

5 hari lalu

Puncak Gunung Awu di Sangihe,  Sulawesi Utara, tertutup awan pada Sabtu 27 Agustus 2022 . Gunung api paling utara di Indonesia ini diturunkan status aktivitasnya ke level II atau Waspada. ANTARA/Jerusalem Mendalora.
Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

Status aktivitas Gunung Awu di Sangihe ditetapkan dalam status Level II atau Waspada sejak 25 Agustus 2022.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

6 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Gempa dari Sesar Sorong-Yapen Guncang Sebagian Papua Barat Pagi Ini

9 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa dari Sesar Sorong-Yapen Guncang Sebagian Papua Barat Pagi Ini

BMKG menyebut kekuatan gempa bermagnitudo 6,0--diperbarui dari info awal M6,1--dengan dampak guncangan yang terukur hingga skala IV MMI.


Gempa Hari Ini Juga Goyang Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

10 hari lalu

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Gempa Hari Ini Juga Goyang Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa tektonik kembali menggoyang wilayah Jawa Barat. Yang kedua yang bisa dirasakan sepanjang hari ini, Senin 8 April 2024.


Gempa Bermagnitudo 3,4 Guncang Sukabumi Senin Malam

10 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bermagnitudo 3,4 Guncang Sukabumi Senin Malam

BMKG menyatakan gempa bermagnitudo 3,4 mengguncang wilayah Sukabumi, Senin malam, 8 April 2024 pada pukul 20.31 WIB.


Gempa M2,6 Dirasakan Sebagian Warga Garut dan Bandung Senin Siang

10 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M2,6 Dirasakan Sebagian Warga Garut dan Bandung Senin Siang

Gempa tektonik menggoyang sebagian wilayah Kabupaten Garut dan Bandung, Senin 8 April 2024, pada pukul 14.07.


Setelah di Dompu, Gempa Terkini Menggoyang Sebagian Garut dan Bandung

10 hari lalu

Peta gempa Garut, 8 April 2024. BMKG
Setelah di Dompu, Gempa Terkini Menggoyang Sebagian Garut dan Bandung

Dua gempa terkini itu memberi guncangan yang setara, yakni skala II MMI, tapi berbeda magnitudo. Simak data BMKG.