TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian mahasiswa S2 Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada Hatta Putra memperoleh beberapa lokasi yang memiliki ancaman tertinggi likuefaksi di Kota Padang. Penelitian itu merupakan tesis yang ditulis pada 2015 lalu sebagai tugas akhir studi.
"Hasil penelitian diperoleh ancaman yang tertinggi terhadap likuefaksi berada di Kecamantan Koto Tangah dengan luasan kurang lebih 45,3 km2. Kawasan Kota Padang yang paling rentan terhadap likuefaksi berada di Kecamatan Padang Barat, sebagai pusat pemerintahan daerah," tulis Hatta dalam tesisnya.
Kota Padang secara geografis berada di pertemuan patahan Lempeng Indo – Australia dan Eurasia. Hal itu menyebabkan aktivitas tektonik sering terjadi. Dilihat secara vulkanologi, Kota Padang berada pada Geologi Kuater terdiri dari lapisan aluvial yang merupakan jenis pasir lepas, lanau lepas hingga lempung lunak.
Dalam tesis yang berdujul "Analisa Risiko Likuefaksi di Kota Padang," peristiwa gempa Padang 2009 menyebabkan terjadi fenomena likuefaksi. Dengan menganalisa risiko likuefaksi Kota Padang dalam bentuk peta, diharap dapat menjadi upaya mitigasi bencana alam Pemerintah Daerah Sumatera Barat.
"Sedangkan untuk kapasitas, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji merupakan kawasan dengan kapasitas terendah di Kota Padang. Dalam hasil analisa risiko, Kecamatan Koto Tangah merupakan kecamatan yang paling berisiko tinggi terhadap ancaman likuefaksi," tulis Hatta.
Parameter ancaman yang digunakan adalah analisa empiris pada Liquefaction Potential Index dari hasil analisa keamanan ancaman likuefaksi dikombinasikan dengan pembobotan untuk parameter kerentanan dan kapasitas. Hasil tersebut di-overlay secara spasial dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis yaitu software ArcGIS 10.
"Risiko likuefaksi diperoleh dari hasil analisa logistic performance index (LPI) dikalikan hasil skor kerentanan terhadap parameter sosial, fisik dan ekonomi lalu dibagi hasil analisa skor kapasitas," tertulis dalam tesis. "Hasilnya diperoleh ancaman tertinggi terhadap likuefaksi berada di Kecamantan Koto Tangah."
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang mengungkap potensi likuefaksi terutama di daerah dengan radius 500 meter dari pantai di ibu kota Provinsi Sumatera Barat tersebut.
"Berdasarkan hasil kajian pakar dari Universitas Andalas, kawasan di Air Tawar hingga Lubuk Buaya terdapat potensi likuefaksi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Edi Hasymi kepada Antara di Padang, Minggu, 29 September 2019.
Ia mengemukakan pentingnya masyarakat mengantisipasi potensi bencana alam likuefaksi tersebut. "Jadi ini bukan untuk menakut-nakuti tetapi melakukan antisipasi sehingga masyarakat lebih siap jika ada bencana gempa untuk meminimalkan korban," ujarnya.