Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asteroid Punahkan Dinosaurus, Rusak Ekosistem Laut Jutaan Tahun

image-gnews
Peneliti Jepang menemukan fosil kerangka dinosaurus baru di Kota Mukawa. NDTV/Global.Hokudai.ac.jp
Peneliti Jepang menemukan fosil kerangka dinosaurus baru di Kota Mukawa. NDTV/Global.Hokudai.ac.jp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Nature, jatuhnya asteroid ke Bumi yang memusnahkan dinosaurus, juga menyebabkan lautan di dunia terganggu selama jutaan tahun.

Para ilmuwan meneliti fosil berumur 13 juta tahun dan menemukan bahwa spesies plankton di dasar ekosistem lautan terganggu selama 2 juta tahun setelah serangan asteroid besar di Bumi. Dan butuh 8 juta tahun lagi untuk pulih.

"Peristiwa itu terkenal karena membunuh dinosaurus, tapi juga mengganggu makhluk hidup yang jauh lebih kecil, seperti plankton. Menghilangkan sumber makanan penting dari dasar ekosistem laut yang penting untuk pemulihan spesies besar," kata juru bicara Universitas Southampton, dikutip Independent, akhir pekan lalu.

Sekitar tiga-perempat spesies tumbuhan dan hewan di Bumi punah ketika asteroid merusak lingkungan global 66 juta tahun yang lalu. Para peneliti dari universitas Southampton, Bristol, UCL, Frankfurt dan California menemukan setelah meneliti bagaimana ekosistem laut "reboot".

Temuan juga menunjukkan bagaimana hilangnya keanekaragaman hayati dapat mempengaruhi efektivitas ekosistem. Sarah Alvarez, penulis utama penelitian menjelaskan bahwa ilmuwan menganalisis catatan plankton laut menggunakan nannofossil berkapur.

"Kami mengukur kelimpahan, keragaman dan ukuran sel dari lebih 700.000 fosil, mungkin dataset fosil terbesar yang pernah dihasilkan dari satu situs," kata Alvarez, yang bekerja di University of Gibraltar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rekan Alvarez, ahli paleobiologi Samantha Gibbs menambahkan bahwa penelitian ini menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh hilangnya keanekaragaman, seperti kepunahan spesies yang saat ini terjadi di seluruh dunia. "Kehilangan spesies saat ini berisiko menghilangkan makhluk penting dalam ekosistem," kata Gibbs.

Pada 2017, para ilmuwan memperingatkan bahwa kepunahan massal keenam dalam sejarah Bumi sedang berlangsung. Karena hilangnya satwa liar dalam beberapa dekade terakhir yang disebabkan oleh kelebihan populasi manusia dan konsumsi berlebihan.

Sebuah studi terpisah pada 2018 mengatakan bahwa perlu waktu antara 3 dan 5 juta tahun untuk memulihkan tingkat keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan hilang selama 50 tahun ke depan.

"Saat ini, dengan mengurangi keanekaragaman hayati, kita menghadapi risiko kehilangan pemain ekosistem penting kita, yang banyak di antara mereka yang peran pentingnya belum kita hargai sepenuhnya."

INDEPENDET | NATURE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

28 hari lalu

Anggota Komunitas Save Pesut Mahakam Hanson saat melakukan evakuasi bangkai pesut yang ditemukan di Sungai Mahakam, Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, 26 Maret 2017. FIRMAN HIDAYAT/SAPRI MAULANA
Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.


Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

30 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.


Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

38 hari lalu

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.


Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

53 hari lalu

Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Gedung Kantor PT Bank Mandiri (Persero) di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, hari ini, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden.
Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

Dua foto satelit NASA menggambarkan perubahan lahan dan hutan di lokasi proyek IKN Nusantara. Memantik kekhawatiran dampak deforestasi.


Cek Lagi, Berikut 5 Ciri Populer T-Rex yang Ternyata Cuma Mitos

21 Februari 2024

Dinosaurus Tyrannosaurus (T-Rex)/Bisnis.com
Cek Lagi, Berikut 5 Ciri Populer T-Rex yang Ternyata Cuma Mitos

Sejumlah pengetahuan populer mengenai Tyrannosaurus Rex alias T-Rex ternyata hanya mitos belaka. Berikut fakta-faktanya menurut studi.


Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Sebuah asteroid kecil melewati atmosfer Bumi terlihat di Surrey, Inggris 13 Februari 2023. Asteroid kecil berukuran 1 meter, yang saat ini ditunjuk sebagai Sar2667, meledak setelah memasuki atmosfer bumi. Twitter/@KadeFlowers/via REUTERS
Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

17 Januari 2024

KAA, Bendera nasional Liberia. Wikipedia.org
Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

Berbagai ragam hayati yang dimiliki oleh negara Liberia, negara ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Langka Golongan Darah P Jarang Ditemukan Dibandingkan Darah Dinosaurus dan Darah Panda

11 Januari 2024

Petugas melakukan pengecekan golongan darah di PMI  Kediri, Jawa Timur  (22/12). Menjelang Natal dan Tahun Baru, stok darah ada 236 kantong, hanya cukup untuk lima hari mendatang. ANTARA/Arief Priyono
Langka Golongan Darah P Jarang Ditemukan Dibandingkan Darah Dinosaurus dan Darah Panda

Golongan darah P baru-baru ini ditemukan oleh ilmuwan di Jiangsu, Cina. Apa itu golongan darah P yang disebut sangat langka.