Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Radar Jerman Bisa Lacak Jet Siluman F-35 dalam 160 Km

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning, USAF F-15E Strike Eagle dan  French Rafale saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning, USAF F-15E Strike Eagle dan French Rafale saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat tempur siluman F-35 selalu dibanggakan oleh Angkatan Udara AS karena hampir tidak terlihat oleh radar. Itulah sebabnya roket itu dibanderol mahal sekitar US$ 100 juta (sekitar Rp 1,4 triliun) pada masing-masing jet.

Namun, pembuat radar Jerman mengklaim telah melacak dua jet tersebut dari peternakan kuda poni sejauh hampir 100 mil (160 kilometer) menggunakan generasi baru sensor dan prosesor.

Pembuat radar itu menggunakan sistem 'radar pasif' yang menganalisis bagaimana komunikasi sipil - seperti siaran radio, TV dan stasiun telepon seluler - memantul dari benda-benda udara.

Hal ini, kata perusahaan itu, menjadikan teknologi jet siluman, yang dirancang untuk menyerap radar berbasis darat untuk menghentikannya memantulkan kembali, menjadi mubazir.

Radar baru ini tidak memiliki emisi sehingga pilot tidak menyadari bahwa mereka memasuki area yang dipantau - tetapi bergantung pada gelombang komunikasi sipil.
Kedua F-35 itu dilaporkan dilacak pada 2018 setelah diterbangkan ke Jerman dari Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona untuk Berlin Air Show 2018.

Jet-jet itu tidak pernah mengudara selama pertunjukan yang berarti bahwa radar pasif, yang berbasis di sudut lapangan terbang, tidak dapat diuji pada mereka.

Tapi pembuat radar mengawasi F-35 dan begitu mereka tahu jet bersiap untuk pulang, mereka menghidupkan sistemnya, yang disebut TwInvis, di sebuah peternakan kuda poni.

Setelah jet lepas landas, perusahaan mengaktifkan radar, mulai melacak jet dan mengumpulkan data menggunakan sinyal dari pesawat.

Teknologi Stealth telah memberi jet tempur kemampuan untuk menghindari pertahanan radar dan AS telah mengeluarkan ratusan miliar dolar untuk mempelajari dan mengembangkan pesawat dengan kemampuan ini,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, tampaknya mereka perlu mengkaji ulang setelah mengikuti berita bahwa dua jet tempur F-35 mereka dilacak oleh sebuah perusahaan Jerman, yang pertama kali dilaporkan oleh C4ISRNet.

Namun, C4ISRNet juga memberi catatan bahwa perusahaan Jerman itu tahu kapan jet datang dan dapat menggunakan sinyal dari transponder ADS-B jet untuk membantu mengidentifikasi pesawat.

Jadi meskipun ini mungkin terdengar menyusahkan bagi mereka yang terbang ke medan perang, musuh yang sebenarnya tidak akan tahu kapan jet tempur ini datang. Mereka mungkin tidak dapat mendeteksinya, tanpa pengetahuan awal.

Masalah lain adalah bahwa kemampuan radar untuk melihat jet bergantung pada sinyal dari pemancar sipil, dan banyak zona perang adalah daerah yang tidak terlihat oleh warga sipil.

Sehingga negara-negara dengan pesawat siluman dapat dengan mudah mengambil jaringan ponsel melalui serangan cyber atau bom menara penyiaran radio untuk menjaga jet tempur mereka tersembunyi.

Namun, TwInvis adalah satu-satunya dari jenisnya yang telah berhasil melacak F-35, dan dari jarak 93 mil (150 km). "Ketika radar berkembang dan operator memperbaiki taktik mereka, itu bisa menjadi lebih efektif," lapor Popular Mechanics.

DAILY MAIL | POPULAR MECHANICS | C4ISR NET

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

1 jam lalu

Ferienjob. Istimewa
Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

Enik Waldkonig menjelaskan tidak pernah mendapat surat panggilan dari Bareskrim Polri soal ferienjob. Tiba-tiba tersangka.


Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

3 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

Enik Waldkonig menceritakan empat mahasiswa ferienjob akhirnya melaporkan kejadian yang mereka alami ke KBRI Jerman.


Cerita Korban Ferienjob UNJ: Mendapat Kekerasan dan Rasisme di Tempat Kerja

3 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Cerita Korban Ferienjob UNJ: Mendapat Kekerasan dan Rasisme di Tempat Kerja

Keluhan Achmad Muchlis tentang beban kerja tak pernah digubris saat ferienjob di Jerman yang berkedok magang mahasiswa


Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

3 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,


Ferienjob: TPPO, Salah Prosedur atau Penipuan?

5 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Ferienjob: TPPO, Salah Prosedur atau Penipuan?

Polisi menyebut kasus Ferienjob atau magang mahasiswa di Jerman sebagai TPPO, sementara Migrant Watch menyebutnya salah prosedur.


Enik Waldkonig Tersangka TPPO Berkedok Ferienjob Bantah Telantarkan Mahasiswa di Bandara Frankfurt

5 jam lalu

Ferienjob. Istimewa
Enik Waldkonig Tersangka TPPO Berkedok Ferienjob Bantah Telantarkan Mahasiswa di Bandara Frankfurt

Bareskrim Polri menetapkan Enik Waldkonig sebagai tersangka dugaan perdagangan orang berkedok magang mahasiswa ferienjob


Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

6 jam lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

Bos PT SHB, Enik Waldkonig, menyebut ia pertama kali melibatkan mahasiswa Indonesia di program ferienjob pada 2022


Mau Magang? Ini Syarat Serta Cara Legal untuk Magang di Jerman dan Australia

7 jam lalu

Ferienjob. Istimewa
Mau Magang? Ini Syarat Serta Cara Legal untuk Magang di Jerman dan Australia

Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok program magang terungkap setelah 4 mahasiswa yang sedang mengikuti ferienjob mendatangi KBRI.


Kejati Jambi Periksa Kasus TPPO Berkedok Magang di Jerman, Tunjuk 5 Jaksa Peneliti

14 jam lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Kejati Jambi Periksa Kasus TPPO Berkedok Magang di Jerman, Tunjuk 5 Jaksa Peneliti

Polda Jambi sedang menyelidiki kasus dugaan TPPO ferienjob dengan tiga orang terlapor.


Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

21 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

Tempo meminta pendapat Polri dan Kontras mengapa pengiriman mahasiswa magang ke Jerman seperti ferienjob bisa dikenai pasal TPPO?