Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaspersky: Pengguna Online Membagi Data Pribadi Demi Kuis Online

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah hasil survei Kaspersky mengungkap bahwa para pengguna online di Asia Pasifik tidak sungkan untuk membagikan informasi pribadi mereka dengan imbalan berbagai keuntungan pribadi dari media sosial, atau bahkan demi jawaban kuis online.

Dalam laporan Kaspersky Global Privacy yang dirilis tahun ini, 39,2 persen responden mengatakan mereka bersedia mengorbankan data pribadi untuk mendapatkan keselamatan tambahan seperti pemeriksaan keamanan atau pengawasan.

Sementara 22 persen mengaku mereka berbagi rincian media sosial untuk mengetahui hasil kuis yang menghibur, 18,9 persen mengaku akan mengabaikan privasi jika mereka bisa mendapatkan sesuatu secara gratis, seperti perangkat lunak, layanan ataupun hadiah.

“Laporan kami jelas menunjukkan bahwa kesadaran akan keamanan data di seluruh wilayah memang meningkat. Namun sayangnya, kepuasan akan diri sendiri juga demikian dan begitu pula penyalahgunaan data. Kami terus mengadvokasi untuk para pengguna dapat mengelola digital hygiene mereka dengan baik. Upaya ini adalah salah satu langkah dasar bagi kita untuk dapat menghentikan informasi dan data rahasia kita jatuh ke tangan yang salah,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Southeast Asia Kaspersky, Rabu, 2 Oktober 2019.

Terdapat 11.887 partisipan di 21 negara yang menjadi bagian dalam survei ini. Dari keseluruhan responden, 3.177 berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia dan Vietnam.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari setengah (55,5 persen) responden di Asia Pasifik dari kelompok umur 16-24 dan 25-34 berpikir mustahil untuk memiliki privasi online yang utuh di dunia digital modern.

Mengikuti pernyataan tersebut, para responden juga mengatakan bersedia mengorbankan data pribadi mereka untuk keuntungan jangka pendek dan "likes" dari media sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awalnya diisi dengan data pribadi seperti alamat, tanggal lahir dan foto agar dapat dengan mudah menemukan serta menghubungkan teman dan keluarga dalam jaringan. Kini, platform media sosial telah dilaporkan dapat memata-matai penggunanya dan menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis serangan.

Para pengguna yang disurvei dalam wilayah tersebut mengatakan 53,6 persen dari mereka sudah mengalami pelanggaran data atau rahasia pribadi yang berhasil diakses oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.

Pelanggaran privasi online paling tinggi terjadi untuk kelompok usia 16-24 tahun yaitu mencapai 57,1 persen. Para responden mengatakan karena kebocoran data ini, mereka merasa terganggu oleh spam dan iklan, serta berpikiran bahwa mereka mungkin telah melakukan hal yang memalukan atau menyinggung seseorang.

Menurut Kaspersky, sementara laporan tersebut menunjukkan bahwa para pengguna online APAC sekarang menghadapi ancaman di dunia online dengan 56,7 persen memilih untuk melindungi perangkat mereka dengan kata sandi, kecerobohan dapat hadir dari membagikan informasi di media sosial dengan kemungkinan konsekuensi jangka panjang yang justru sering kali membawa bencana.

“Sekilas, kebiasaan membagikan kredensial di media sosial demi mendapatkan hasil kuis seperti ‘termasuk jenis bunga apakah kamu?’ dan lainnya, mungkin tidak terlihat begitu berbahaya bagi perusahaan besar. Tetapi pada kenyataannya, dengan adopsi BYOD (Bring Your Own Device) yang tinggi di wilayah Asia Tenggara, satu kredensial media sosial karyawan yang tercuri berarti memberikan dampak yang cukup besar bagi pertahanan online perusahaan,” ujar Yeo Siang Tiong.

"Kami menyarankan bisnis agar mempertimbangkan serangkaian pelatihan keamanan siber komprehensif dan interaktif untuk meningkatkan kesadaran akan garis keamanan pertama mereka, yaitu karyawan,” tambahnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

22 jam lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.


Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

6 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

11 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Begini Cara Memperpanjang STNK Orang Lain secara Online

11 hari lalu

Ilustrasi: Layanan pengurusan STNK dan Pajak Kendaraan Bermotor Mandiri Tunas Finance. (ANTARA
Begini Cara Memperpanjang STNK Orang Lain secara Online

Cara memperpanjang STNK atas nama orang lain dapat dilakukan dengan mudah dan efisien secara online melalui aplikasi SIGNAL.


Profil Aplikasi Travel Online yang Terancam Diblokir Kominfo, Ada Agoda hingga Booking.com

12 hari lalu

Ilustrasi agen perjalanan online. Dok. PATA | Agoda
Profil Aplikasi Travel Online yang Terancam Diblokir Kominfo, Ada Agoda hingga Booking.com

Sejumlah aplikasi travel online asing terancam diblokir Kominfo. Ada Agoda.com hingga Booking.com


Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

14 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pasar pakaian Blok A Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Zulkifli Hasan mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang untuk melihat secara langsung para pedagang  penjual barang lokal menjelang hari raya Lebaran Idul Fitri nanti. TEMPO/Tony Hartawan
Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

Mendag Zulhas mengklaim geliat ekonomi Indonesia selama Ramadan di atas rata-rata karena melihat ramainya Pasar Tanah Abang. Seperti apa realitanya?


Waspada Ancaman Phising di Situs Film Ilegal, Ini Saran Kaspersky

16 hari lalu

Phising adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi data pribadi hingga rekening secara online. Ketahui ciri-cirinya. Foto: Canva
Waspada Ancaman Phising di Situs Film Ilegal, Ini Saran Kaspersky

Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, berbagi tips untuk menghindari phising. Modus phising terus berkembang, salah satunya lewat situs film ilegal.


Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

23 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

Glints berpusat di Taiwan dengan visi menjadi platform talenta terdepan di Asia Tenggara.


Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

26 hari lalu

Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)
Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.


Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

27 hari lalu

Kaspersky XDR (Kaspersky)
Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat 33 juta serangan siber melalui ponsel pada 2023. Pengguna sering terkecoh oleh iklan otomatis.