TEMPO.CO, Batam - Terletak di kawasan ekonomi khusus dengan luas tak kurang dari 180 hektare, Nongsa Digital Park (NDP) baru setahun beroperasi. Memiliki tiga bangunan utama di Jalan Hang Lekiu Km 22 Nongsa, Batam, kompleks NDP terlihat asri. Saat ini sedang dikerjakan sejumlah bangunan lain guna menunjang industri kreatif berbasis digital yang dilengkapi studio film dan animasi.
Menurut Peters Vincen, Direktur NDP (Nongsa Digital Park), pekerja kreatif yang ada sekarang sekitar 350 orang dari target yang dibutuhkan sebanyak 700 orang. Terdiri dari pekerja tetap dan pelajar yang direkrut khusus dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Mereka terlibat dalam kreator digital mulai bidang IT (Informasi dan Teknologi) seperti coding sampai layout aminasi,” kata Peters Vincen ketika menerima rombongan dari Tempo Media pada Kamis, 4 Oktober 2019.
Peters menjelaskan, NDP disiapkan menjadi sarana mengembangkan bisnis digital di Indonesia dan global. Kawasan terpadu ini selain mempekerjakan para kreator digital juga menyediakan fasilitas teknologi informasi mutakhir. Di antaranya jaringan optik berkecepatan tinggi dan pusat data yang dapat dijadikan server bagi perusahaan digital.
Kawasan NDP, kata Peters, tak ubahnya silicon valley-nya Indonesia yang berlokasi di Batam. Lokasinya di ujung timur Pulau Batam, yang hanya 35 menit ke Singapura dengan kapal ferry dan sekitar 10 kilomter dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim. “Tenant NDP serta proyek yang kami kerjakan kebanyakan dari perusahaan asing,” kata Peters.
Gedung Nongsa Digital Park, industri kreatif berbasis digital di Jalan Hang Likeu Batam, Kepulauan Riau. TEMPO/Ijar Karim
Sebutan silicon valley meniru kawasan tempat berkumpulnya perusahaan teknologi digital tingkat dunia di San Fransisco, Amerika Serikat. Perusahaan raksasa digital yang bercokol di sini seperti Google, Facebook, Youtube, Apple, Yahoo hingga HP. “Fasilitas NDP yang lengkap juga nyaman bagi technoprenuer,” kata Peters menambahkan.
Industri kreatif NDP bisa terbilang cepat meraih sukses di bidang digital. Ini terbukti dari sejumlah produk animasi yang mendapat pengakuan internasional. Di antaranya penghargaan AMI Award. Sedangkan film animasi yang digarap orderan dari perusahaan asing terus mengalir.
“Infinite Studios bukan hanya untuk shooting film, melainkan juga produksi film animasi dan proses awal penggarapan hingga finishing akhir sebelum tayang secara komersial,” kata Peters.
Beberapa film-film animasi yang digarap oleh para kreator di NDP. Ada Nunki and Trunk, Sonic Boom, Vamparina, Zack and Quack, Shutterbug, Tatsumi, Octonauts, Peter Rabit, Garfield dan masih banyak lagi. "Untuk film Buffalo Boys yang dibintangi Adinia Wirasti syutingnya di Infinite Studio," kata Vania Josephine, Community Manager Nongsa Digital Park.
Infinite Studio berada di bagian atas kompleks NDP. Pada deretan bukit itu juga terdapat studio animasi. Di bagian belakang terbentang lahan, mirip lapangan yang bisa digunakan olahraga para pekerja. "Seperti kota buatan, yang fungsinya juga untuk pembuatan film," kata Nigel Irvanie, salah satu pekerja kreatif asal Bekasi, Jawa Barat.
Nigel di antara pekerja yang direkrut dari kalangan mahasiswa. Ia mulai masuk di NDP untuk bidang animasi pada April lalu bersama 27 orang, 3 orang di antaranya tidak lolos seleksi akhir. Sebelum menggarap produk animasi, Nigel dan teman-temannya terlebih dulu mengikuti pendidikan dan latihan selama satu bulan. “Setelah dinyatakan lulus pelatihan, saya dikontrak selama 6 bulan,” kata Nigel berkisah kepada Tempo.
"Saya mulai masuk ketika Pak Habibie berkunjung ke sini," kata Nigel. Pada 20 April 2019, Presiden RI ke-3 BJ Habibie, yang meninggal pada 11 September lalu, datang ke Batam untuk terakhir kalinya. Salah satu agendanya menengok Nongsa Digital Park. Saat itu Habibie berpesan kepada Badan Pengelolaan Batam agar fokus mengembangkan industri berteknologi tinggi, termasuk teknologi digital.
Produk animasi yang dikerjakan Nigel, yaitu layout percakapan Tom and Friends, film serial Thomas and Freinds yang digemari anak-anak di Inggris. Kini film lucu dan menghibur tersebut juga digemari anak-anak Indonesia. "Saya dapat tugas membuat animasi dan layoutnya," kata Nigel yang bercita-cita jadi animator hebat.
“Pengalaman selama di NDP selain punya banyak teman, ilmu dan keahlian saya di bidang animasi bertambah. Apapun kesulitan dalam teknik animasi, terutama layoutnya bisa dipecahkan di sini,” kata mahasiswa semester 7 jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia Jakarta itu.
Salah satu sudut Palm Springs Golf Nongsa milik Sinar Mas Land di Batam. Wahana golf ini memiliki 27 hole yang berada di bibir pantai. TEMPO/Ijar Karim
Kawasan ekonomi digital Nongsa dibangun oleh Citramas Group yang bekerja sama dengan Sinar Mas Land melalui anak usaha PT AFP Dwilestari. Komposisi sahamnya masing-masing 50 persen. Bersama Sinar Mas, pembangunan gedung 4, 5 dan 6 NDP direncanakan selesai pada 2020. "Kami punya komitmen membangun ekosistem kota berbasis teknologi digital seperti di BSD City," kata Steven Japari, Direktur Sinar Mas Land Divisi Batam dan Indonesia Timur.
NDP melengkapi proyek properti Sinar Mas Land di Batam, yang konsepnya terintegrasi seperti di BSD, Tangerang Selatan, Banten. Selain kawasan ekonomi digital, perusahaan yang dirintis Eka Tjipta Widjaja ini juga mengembangkan kota mandiri bertaraf internasional, Nuvasa Bay di Nongsa. Menempati areal HPL (hak pengelolaan lahan) sekitar 228 hektare dengan garis pantai sepanjang 1,2 kilomater menghadap ke Singapura.
Nuvasa Bay memiliki pemandangan alam indah. Di sini sedang dibangun rupa-rupa properti menghadap padang golf yang diklaim terbesar di Batam. Namanya Palm Springs Golf, dilengkapi water adventure park, kondominium, perumahan serta hotel. Konsumen yang dibidik adalah warga Indonesia dan asing. "Warga asing boleh memiliki properti dengan harga minimal Rp 700 juta. Ini sesuai dengan peraturan," kata Steven, yang juga Direktur PT AFP Dwilestari, anak usaha Sinar Mas Land.