TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti keamanan Google, Maddie Stone, kerentanan baru yang telah mempengaruhi jutaan ponsel Android, merupakan target dari dealer spyware Israel NSO Group.
Meskipun begitu Stone, tidak mencatat mengapa peretasan itu dikaitkan dengan NSO Group, demikian dikutip dari Forbes, baru-baru ini.
Namun, siapa sebenarnya NSO Group? NSO Group merupakan salah satu dari banyak startup Israel yang modus operandi-nya meretas sistem operasi. NSO Group paling banyak digunakan di dunia untuk badan intelijen negara dan kepolisian.
Pada Kamis pekan lalu, 3 Oktober 2019, Forbes mengungkap rincian tentang salah satu anggota termuda dari komunitas rahasia itu bernama Candiru. Dia diyakini oleh seorang peneliti, telah bekerja untuk badan intelijen berbagai negara, termasuk Arab Saudi, UEA dan Uzbekistan.
NSO Group juga diduga memata-matai dan melacak aktivis, jurnalis dan pengacara hak asasi manusia di seluruh dunia. Contohnya untuk Arab Saudi, beberapa terkait erat dengan jurnalis yang dibunuh, Jamal Khashoggi, yang menjadi sasaran alat NSO. Meskipun NSO membantah adanya hubungan dengan kematian Khashoggi.
Sebelumnya, Googe mengeluarkan peringatan tentang kerentanan baru yang mempengaruhi jutaan ponsel Android, termasuk perangkatnya sendiri Google Pixel 1 dan 2. Selain itu, smartphone lain yang kemungkinan rentan serangan adalah Huawei P20, Xiaomi Redmi 5A, Xiaomi Redmi Note 5, Xiaomi A1, Moto Z3, ponsel LG Oreo dan Samsung S7, S8, model S9.
NSO juga membantah keterlibatan dalam eksploitasi tersebut. “Ini tidak ada hubungannya dengan NSO, pekerjaan kami difokuskan pada pengembangan produk yang dirancang untuk membantu intelijen berlisensi dan lembaga penegak hukum menyelamatkan nyawa," kata pihak NSO.
Menurut Stone, masalah mendasar sebenarnya telah diperbaiki di Android pada Desember 2017, tapi Pixel 2 dengan keamanan terbaru masih rentan berdasarkan ulasan kode sumber. “Hal yang sama berlaku untuk semua ponsel Android lainnya,” kata Stone. Meskipun Google tidak menjelaskan mengapa pembaharuan tidak mencegah eksploitasi terbaru bekerja.
FORBES | ZDNET