TEMPO.CO, Jakarta - Cisco dan A.T Kearney melakukan sebuah studi tentang layanan 5G di kawasan ASEAN berjudul "5G in ASEAN: Reigniting growth in enterprise and consumer markets".
Studi itu menekankan bahwa teknologi 5G memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendahulunya, 4G, di antaranya koneksi internet 50 kali lebih cepat, 10 kali lebih responsif, dan daya konektivitas yang rendah.
"Teknologi 5G memungkinkan pengguna mendapatkan pengalaman menggunakan ke tingkat berikutnya dengan puncak data rate mencapai 20 Gigabyte per sekon serta latensi (jeda waktu data kembali) yang sangat rendah hingga 1 milisecond. Ini memungkinkan pengguna berkomunikasi nyaris secara real time," kata Malhotra.
Menurut Malhotra, keunggulan tersebut akan membantu operator telekomunikasi dalam menyelenggarakan koneksi internet super cepat untuk streaming video berkualitas tinggi (high definition), cloud gaming, serta konten interaktif berbasis augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) bagi pelanggannya.
Selain mampu menyediakan konektivitas internet yang super cepat, Malhotra mengungkapkan teknologi 5G juga akan mendorong berbagai inovasi, misalnya di bidang smart cities, industri 4.0, serta penyebaran Internet of Things (IoT).
"Teknologi 5G memungkinkan kalian akan semakin banyak melihat robot di berbagai sektor industri. Misalnya di salah satu hotel di Korea Selatan, sekarang room service-nya sudah pakai robot," kata dia.
Teknologi 5G juga mampu mendorong otomatisasi. "Seperti mobil otomatis yang yang sedang dikembangkan oleh Tesla, semua mungkin berkat teknologi 5G," kata dia.
Sementara itu, teknologi 5G belum akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat. Studi Cisco dan A. T. Kearney menunjukkan penetrasi teknologi 5G di tanah air baru akan terjadi pada 2022 mendatang.
"Singapura diproyeksikan akan migrasi ke 5G mulai 2020. Dilanjutkan dengan Vietnam pada 2020-2021, Thailand dan Malaysia pada 2021, lalu Indonesia pada 2022," ungkap Malhotra.
Menurut Malhotra, proyeksi ini dapat terealisasi tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat apabila pemerintah dan operator telekomunikasi Indonesia mulai mendiskusikan teknologi 5G ini sesegera mungkin.
GALUH PUTRI RIYANTO