TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan garapan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT bukan hanya untuk meredakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saja.
Namun, menurut Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Yudi Anantasena teknologi hujan buatan juga bisa digunakan untuk mencegah banjir.
"Pada prinsipnya sama dengan modifikasi cuaca, untuk mencegah banjir, kita hanya memindahkan hujannya. Kita tinggal pilih hujan itu akan diturunkan di mana untuk mencegah kebanjiran," ujar Yudi di Kantor BPPT, akhir pekan lalu, dalam media gathering operasi TMC.
TMC berhasil menurunkan hujan hingga ratusan juta meter kubik untuk memadamkan karhutla di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Operasi tersebut dilakukan atas kerja sama BPPT dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) dan TNI.
Namun, untuk melakukan operasi hujan buatan, BPPT mengalami kesulitan teknis, pasalnya harus menunggu status siaga darurat dari BNPB, dan anggaran juga ditanggung oleh BNPB.
BPPT, kata Yudi, ingin ada kebijakan di mana anggaran mitigasi ada tanpa harus menunggu siaga darurat. "Sehingga, kita bukan memadamkan kebakaran melainkan membuat hujan buatan sebelum karhutla terjadi. Termasuk kebanjiran di Jakarta juga untuk mengisi waduk-waduk di Pulau Jawa," tutur Yudi.
Menurut Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuasa (BBTMC) Tri Handoko Seto, operasi TMC memiliki banyak manfaatnya bisa menambah curah hujan dan mengurangi. "Sehingga bisa mengatasi bencana kebakaran dan kebanjiran," kata Seto.
Seto juga menceritakan bahwa TMC digunakan untuk mendukung gelaran pesta olah raga Asian Games 2018 di venue Palembang, agar cuaca bisa dikendalikan. Di Indonesia, kata Seto, hanya ada satu unit kerja yang punya tugas melakukan operasi TMC, yaitu BBTMC.
"Berbeda dengan negara lain yang juga menerapkan TMC. Di Thailand, operasi TMC itu bukan hanya satu unit kerja yang bertugas, tapi ada kementerian dan perguruan tinggi yang membantu," tutur Seto. "Bahkan di Cina, ada jurusan perkuliahan tentang TMC. Sementara di Indonesia belum melakukan itu."