TEMPO.CO, Jakarta - Mantan ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, Gilbert Levin, mengklaim bahwa dirinya telah menemukan kehidupan di Mars pada 1970-an. Levin menyampaikan hal itu melalui tulisan yang diterbitkan di surat kabar dan majalah.
Dalam artikel tersebut, Levin, yang bekerja pada misi Viking ke Planet Merah selama dekade itu, menjelaskan bahwa data dari Labeled Release (LR) pada 1976 mendukung pendapatnya itu.
"Pada 30 Juli 1976, LR mengembalikan hasil awal penelitiannya dari Mars," tulis Levin di artikel berjudul "I'm Convinved We Found Evidence of Life on Mars in the 1970s" dikutip Fox, Senin, 14 Oktober 2019.
Ketika percobaan berlangsung, kata Levin, ada empat hasil positif, didukung oleh lima kontrol yang berbeda, dari pesawat ruang angkasa Viking kembar yang mendarat sekitar 4.000 mil terpisah. Menurutnya, kurva data mengisyaratkan deteksi respirasi mikroba di Planet Merah.
"Kurva dari Mars serupa dengan yang dihasilkan oleh tes LR tanah di Bumi. Sepertinya kami telah menjawab pertanyaan pamungkas itu," tulis Levin.
LR, yang dipimpin oleh Levin, mengambil sampel tanah Mars yang mengandung senyawa organik dan mencari karbon dioksida. Hasilnya mengejutkan, tampak menunjukkan bahwa karbon dioksida sedang diregenerasi, mungkin oleh mikroorganisme seperti di Bumi.
NASA Viking 1 Orbiter mengirimkan gambar permukaan Mars yang menampilkan gambar menyerupai wajah yang menurut sejumlah orang mirip Elvis Presley muda pada 1976. Cnet.com/NASA
Namun, Levin mengkritik NASA, karena tidak menindaklanjuti temuan LR, bahkan jika NASA menyimpulkan telah menemukan substansi yang meniru kehidupan, tapi bukan kehidupan. "Entah kenapa, selama 43 tahun, tidak ada pendarat Mars NASA berikutnya yang membawa alat pendeteksi kehidupan untuk menindaklanjuti hasil yang menarik ini,"katanya.
NASA telah melakukan kunjungan berikutnya ke Mars, termasuk InSight, yang mendarat pada November 2018. Penjelajah Curiosity, yang telah ada di Mars sejak Agustus 2012, juga mendeteksi lonjakan mengejutkan pada tingkat metana yang belum dapat dijelaskan.
November lalu, NASA mengumumkan bahwa mereka memilih tempat pendaratan untuk misi Mars 2020 mendatang, sebuah penjelajah yang tidak akan memasukkan tes deteksi hidup.
Menurut Kepala Investigasi SAM Paul Mahaffy dari Goddard Spaceflight Center NASA, dengan pengukuran saat ini, dia dan tim tidak memiliki cara mengetahui apakah sumber metana adalah biologi atau geologi, atau bahkan kuno atau modern. "Di Bumi, metana diproduksi secara biologis dan geologis," katanya.
Levin memohon kepada NASA untuk menempatkan percobaan deteksi kehidupan pada misi Mars berikutnya menjadi lebih tepat dalam perburuan kehidupan, tapi juga menjaga dengan protokol ilmiah yang mapan. Dia juga menginginkan kelompok ilmuwan independen untuk meninjau data LR Viking.
"Juri objektif semacam itu mungkin menyimpulkan, seperti aku, bahwa LR Viking memang menemukan kehidupan," tutur Levin. "Bagaimanapun juga, penelitian itu kemungkinan akan menghasilkan panduan penting bagi pencarian NASA akan grail-nya yang suci."
FOX NEWS | SCIENTIFIC AMERICA