TEMPO.CO, Palembang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan memaksimalkan tujuh helikopter pengebom air (water bombing) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin.
"Kami berupaya meningkatkan operasi udara untuk mengatasi Karhutla pada lokasi yang sulit dijangkau tim operasi darat," kata Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah di Palembang, Selasa, 15 Oktober 2019.
Selain memaksimalkan helikopter, kegiatan operasi udara didukung pesawat jenis CASA 212 dari Skadron Udara 4 TNI AU Lanud Abdul Racman Saleh, Malang, untuk melakukan hujan buatan mendukung tim BPPT melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Untuk memaksimalkan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang mulai menimbulkan bencana kabut asap di provinsi itu perlu ditingkatkan operasi udara untuk mendukung tim operasi darat yang sulit menjangkau titik kebakaran tertentu.
Helikopter yang disiapkan meluncurkan bom air untuk memadamkan lahan terbakar yang sulit dijangkau oleh tim operasi darat dan membasahi lahan di sekitar lokasi kebakaran hutan dan lahan sebagai tindakan pencegahan.
Selain membantu pemadaman Karhutla, helikopter tersebut dimanfaatkan secara intensif melakukan pemantauan/patroli kawasan hutan dan lahan gambut yang rawan terbakar pada musim kemarau 2019 ini.
Kabut asap yang melanda Kota Palembang terutama pada pagi dan sore hari dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh keberadaan 400 lebih titik panas (hotspot) di sejumlah kabupaten dalam wilayah Sumsel yang tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan.
Titik panas yang berpotensi menjadi titik api terbanyak, terpantau di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin, kata Iriansyah.
ANTARA