Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Indonesia Dulu Sangat Toleran, Terbukti dari Genetika Kita

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Warga ambil bagian menari bersama ketuk tilu di Gedung Sate, Bandung, ahad, 1 September 2019. Sekitar 300 penari dari beragam latar profesi, suku, dan agama, mengikuti flash mob Bandung Ketuk Tiluan dengan tema Merawat Keberagaman Budaya, Menjaga Indonesia, sebagai bagian dari advokasi budaya sebagai alat pemersatu terkait menguatnya intoleransi dan politik identitas yang membuat masyarakat tersekat.TEMPO/Prima mulia
Warga ambil bagian menari bersama ketuk tilu di Gedung Sate, Bandung, ahad, 1 September 2019. Sekitar 300 penari dari beragam latar profesi, suku, dan agama, mengikuti flash mob Bandung Ketuk Tiluan dengan tema Merawat Keberagaman Budaya, Menjaga Indonesia, sebagai bagian dari advokasi budaya sebagai alat pemersatu terkait menguatnya intoleransi dan politik identitas yang membuat masyarakat tersekat.TEMPO/Prima mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keragaman genetika orang Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat di Nusantara ini sangat toleran, kata ahli genetika dari Lembaga Eijkman Prof Herawati Sudoyo.

Pada peluncuran pameran "ASOI: Asal Usul Orang Indonesia" di Museum Nasional, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019, ia mengatakan bahwa genetika orang Indonesia tersusun atas berbagai gen dari bangsa-bangsa di dunia yang datang dalam empat gelombang migrasi pada masa lalu.

Dia menjelaskan, ada empat gelombang migrasi spesies Homo sapiens, manusia modern, ke Nusantara dan migrasi pertama datang dari Afrika melewati jalur selatan Asia menuju Paparan Sunda.

"Gelombang pertama ini mereka jalan saja dari Afrika, waktu itu Kalimantan, Jawa, dan Sumatera masih menjadi satu daratan dan lautnya pendek," kata Hera.

Menurut dia, migrasi gelombang pertama dilakukan oleh kelompok besar dan berlangsung dalam waktu ratusan ribu tahun. Kelompok besar yang melakukan migrasi pada gelombang pertama mengembara melewati berbagai lingkungan berbeda dan hal itu mempengaruhi perubahan fisik mereka.

Pada gelombang kedua, para penutur Austro-asiatik bermigrasi dari Asia daratan menuju Vietnam dan Kamboja melewati Malaysia hingga ke Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang pada masa itu masih menyatu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Apakah manusia gelombang kedua ini berkompetisi atau berperang dengan manusia gelombang pertama untuk berebut lahan? Ternyata tidak, karena kalau melihat dari DNA itu ada campurannya, terjadi kawin-mengawin antara mereka," kata Hera.

Selanjutnya, pada gelombang ketiga migrasi, para penutur Austronesia dari Formosa atau Taiwan datang membawa paket budaya neolitik berupa gerabah, beliung, seni, bahasa, teknologi maritim, pengolahan makanan, serta domestikasi hewan.

Sementara migrasi gelombang keempat terjadi pada zaman sejarah. Pada masa ini bangsa India, Arab, dan Eropa datang ke Nusantara. Pembauran pun menjadi semakin kompleks.

Hera mengatakan bahwa menurut hasil riset yang dia lakukan pada 110 populasi etnik dari 19 pulau dari Sabang hingga Merauke di Indonesia menunjukkan bahwa gen moyang Indonesia sangat beragam. Semakin ke timur, semakin banyak ditemukan gen dari moyang yang datang dalam migrasi awal.

"Ini menunjukkan bahwa orang Indonesia sebenarnya sangat toleran. Mereka kebanyakan tidak saling berperang untuk mendapatkan lahan, tetapi yang terjadi adalah pembauran. Dari dulu ternyata masyarakat yang telah menetap menerima masyarakat yang baru, dan yang baru juga beradaptasi dengan masyarakat yang lama," kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 dari 10 orang Indonesia Masuk Kategori Emotional Eating, Ini Artinya

28 Januari 2024

Ilustrasi makan pakai tangan. shutterstock.com
5 dari 10 orang Indonesia Masuk Kategori Emotional Eating, Ini Artinya

Penelitian HCC sebut 47 persen atau 5 dari 10 orang Indonesia memiliki perilaku emotional eating (perilaku makan emosional). Apa itu?


Penelitian HCC 53 Persen Orang Indonesia Menerapkan Mindful Eating, Apa Itu?

28 Januari 2024

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Penelitian HCC 53 Persen Orang Indonesia Menerapkan Mindful Eating, Apa Itu?

Menurut penelitian Health Collaborative Center, perilaku makan orang-orang di Indonesia masih jauh dari kata mindful eating . Ini maksudnya.


Orang Indonesia Peringkat Pertama Manusia Terpendek di Dunia, Ini Alasannya

20 Februari 2023

Penumpang KRL Commuter Line memadati stasiun saat transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin 30 Mei 2022. Kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai itu imbas dari perubahan rute dan pola operasi KRL Commuter Line Jabodetabek. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Orang Indonesia Peringkat Pertama Manusia Terpendek di Dunia, Ini Alasannya

Ramai dibicarakan survei orang Indonesia masuk jajaran 10 besar orang terpendek di dunia, bahkan urutsan satu kategori tersebut.


Orang Indonesia Peringkat Pertama Durasi Screen Time Ponsel di Dunia, Kategori Kecanduan Tingkat Tinggi?

21 Januari 2023

Penumpang Kereta Commuterline memainkan ponselnya saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa, 14 April 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jumlah penumpang hingga 50% dan membatasi jam operasional dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Penerapan PSBB yang dimulai sejak Jumat, 10 April 2020 tersebut berlangsung hingga 14 hari ke depan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Orang Indonesia Peringkat Pertama Durasi Screen Time Ponsel di Dunia, Kategori Kecanduan Tingkat Tinggi?

Ternyata, Indonesia tercatat sebagai pengguna ponsel dengan durasi screen time paling tinggi di dunia. Masuk kecanduan akut menggunakan ponsel?


Depok Kota Paling Intoleran, Wali Kota Mohammad Idris: Jangan Asbun

4 April 2022

Wali Kota Depok Mohammad Idris. ANTARA/Feru Lantara
Depok Kota Paling Intoleran, Wali Kota Mohammad Idris: Jangan Asbun

Wali Kota Depok mengatakan pemerintah kota hanya menghentikan kegiatan penyebaran Ahmadiyah yang memang dilarang MUI.


Setara Institute Nobatkan Singkawang Kota Paling Toleran di Indonesia

30 Maret 2022

Pecinan di Pusat Kota Singkawang (Sumber: shutterstock)
Setara Institute Nobatkan Singkawang Kota Paling Toleran di Indonesia

Setara Institusi menobatkan Kota Singkawang di Kalimantan Barat sebagai kota paling toleran di Indonesia. Disusul Manado dan Kupang.


Jalan Berliku Menuju Keluarga Toleran

13 Maret 2022

Jalan Berliku Menuju Keluarga Toleran

Sikap toleran, saling menghargai, menghormati, dan tenggang rasa menjadi penangkal potensi munculnya paham radikal.


Di Perayaan Imlek 2022, Armuji Singgung Surabaya Masuk 10 Besar Kota Toleran

1 Februari 2022

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menghadiri perayaan Imlek 2022 di Kelenteng Pak Kiki Bio di Jagalan, Kota Pahlawan, Jatim, Selasa 1 Februari 2022. ANTARA/HO-Pemkot Surabaya
Di Perayaan Imlek 2022, Armuji Singgung Surabaya Masuk 10 Besar Kota Toleran

Armuji juga mengimbau agar warga Surabaya yang beribadah ke kelenteng dan merayakan Imlek 2022 tetap mematuhi protokol kesehatan


Makan Es Krim Dibilang Bisa Memicu Batuk Pilek, Mitos atau Fakta?

4 November 2021

Ilustrasi makan es krim. Shutterstock.com
Makan Es Krim Dibilang Bisa Memicu Batuk Pilek, Mitos atau Fakta?

Masih ada orang yang membatasi makan es krim karena khawatir terkana batuk pilek. Mitos atau fakta?


3 Kesalahan Orang Indonesia dalam Mengelola Password Akun di Internet

4 November 2021

Ilustrasi Password. Kredit: the Register
3 Kesalahan Orang Indonesia dalam Mengelola Password Akun di Internet

Berikut beberapa kesalahan dalam mengelola keamanan password akun internet yang bisa berakibat fatal.