Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog Temukan Fosil Kerang di Trinil, Umur 2 Juta Tahun

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Fosil Kerang dan terumbu karang yang berhasil ditemukan oleh arkeolog Puslit Arkenas dengan Leiden University dan Museum Naturalis Biodiversity Center Belanda saat melakukan ekskavasi dan penelitian di sedimen Bengawan Solo di dekat Museum Trinil, Desa Soko, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. (Antara/HO)
Fosil Kerang dan terumbu karang yang berhasil ditemukan oleh arkeolog Puslit Arkenas dengan Leiden University dan Museum Naturalis Biodiversity Center Belanda saat melakukan ekskavasi dan penelitian di sedimen Bengawan Solo di dekat Museum Trinil, Desa Soko, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. (Antara/HO)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menemukan fosil kerang dan terumbu karang saat melakukan ekskavasi dan penelitian di sedimen Bengawan Solo di dekat Museum Trinil, Desa Soko, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Arkeolog dari Puslit Arkenas Shinatria Adhityatama, Senin, 14 Oktober 2019, mengatakan ekskavasi tersebut merupakan bagian dari penelitian kehidupan manusia purba pithecanthropus erectus yang telah dilakukan timnya sejak September 2018. Adapun, penelitian tersebut dilakukan atas kerja sama Puslit Arkenas dengan Leiden University dan Museum Naturalis Biodiversity Center Belanda.

"Sampai saat ini kami belum menemukan indikasi sisa-sisa dari tulang manusia. Tapi, nanti akan diseleksi lagi dan dianalisis lagi tulang-tulang yang didapatkan dari ekskavasi ini. Terbaru kami menemukan fosil cangkang kerang dan terumbu karang," ujarnya kepada wartawan di Ngawi.

Ia menjelaskan di lokasi tersebut para arkeolog banyak menemukan fosil cangkang kerang tridacna gigas, ostrea, coral favites dan coral meandrina. Fosil kerang dan terumbu karang purba tersebut, ditemukan di sejumlah titik di lokasi setempat.

Peneliti dari Leiden University dan Museum Naturalis Biodiversity Center Belanda, Josephine Joordens, mengatakan temuan fosil kerang dan terumbu karang tersebut memberi petunjuk baru tentang kapan perkiraan terbentuknya daratan di Ngawi dan bahkan Jawa.

"Kira-kira 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu, di sini laut. Jawa belum ada, belum ada tanah, hanya laut," kata Josephine.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, diperkirakan sedikit demi sedikit, tanah lapisan dari gunung, yakni lapisan vulkanik, membentuk daratan.

Selain fosil kerang dan terumbu karang, juga ditemukan fosil ikan laut dan sebagian fosil terumbu karang yang kondisinya bekas diukir oleh tangan manusia. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pernah ada kehidupan manusia purba di lokasi tersebut.

Selanjutnya, fosil-fosil itu dikumpulkan dan disimpan di Museum Trinil Ngawi untuk untuk diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut oleh tim gabungan arkeolog dua negara tersebut.

Penelitian struktur lapisan tanah purba di lokasi tersebut hingga kini masih berlangsung. Penelitian arkeologis ini tersebut direncanakan berlangsung selama lima tahun. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

2 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

10 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

29 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

30 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

31 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

32 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

34 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

34 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

35 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

52 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung