TEMPO.CO, Sukoharjo - Startup PT Pasar Santri Nusantara meluncurkan sebuah market place Pasarsantri.com untuk memasarkan komoditas hasil produksi pondok pesantren. Perusahaan itu didirikan oleh para lulusan dari beberapa pesantren di Indonesia.
Chief Executive Officer (CEO) Pasarsantri.com, Resta Sarlil menyebut selama ini banyak pesantren yang memproduksi berbagai komoditas untuk menopang pembiayaan pendidikan. "Namun banyak yang mengalami kendala di bidang pemasarannya," katanya saat peluncuran di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa 22 Oktober 2019.
Hal itu membuat sejumlah lulusan pesantren terdorong untuk membantu pemasaran hasil produksi pondok pesantren. "Situs ini bekerja seperti layaknya marketplace lain," katanya.
Yang membedakan adalah penjual dalam marketplace tersebut harus berupa pondok pesantren. "Berbeda dengan marketplace pada umumnya di mana semua orang bisa berjualan," kata dia. Saat ini sudah ada 38 pesantren yang bergabung dalam Pasarsantri.com.
"Kami akan terus berupaya menggandeng lebih banyak pesantren," kata lulusan Pesantren Istiqomah Kartasura itu. Menurutnya, lebih dari 25 ribu pesantren berpotensi untuk dirangkul agar bisa memasarkan hasil produksi.
Selain pesantren, dia juga membuka peluang untuk pelaku usaha umum ikut memasarkan produknya di Pasarsantri.com. "Namun mereka harus berkolaborasi dengan pesantren terdekat," katanya. Hal itu dilakukan agar peluang bisnis pondok pesantren semakin terbuka.
Dia mengakui bahwa marketplace itu masih membutuhkan beberapa penyempurnaan. "Namun kami merasa perlu untuk mulai memperkenalkan kepada masyarakat bersamaan dengan Hari Santri Nasional," kata dia.
Salah satu pendiri yang mengurusi masalah teknologi, Najib Abdillah mengatakan mereka juga akan membuat aplikasi khusus untuk digunakan di telepon pintar. "Sehingga kami bisa menjangkau pembeli dengan lebih banyak," kata dia.
Dia yakin banyak pesantren yang bisa terbantu melalui marketplace itu. "Kami juga mendorong agar pesantren tradisional bisa memanfaatkan teknologi untuk pengembangan pembangunan ekonominya," kata lulusan Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo itu.