TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian Balai Arkeologi Papua di kawasan Danau Sentani bagian barat, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, menemukan cangkang moluska laut bivalvia family verenidae dan family arcidae.
"Cangkang moluska ini didapatkan pada singkapan tanah yang tergerus air hujan di lereng Bukit Yomokho," kata arkeolog Hari Suroto, Jumat, 25 Oktober 2019.
Selain cangkang moluska laut, di tempat yang sama juga ditemukan cangkang siput Danau Sentani (Angulyagra tricostata), pecahan gerabah, alat serpih, fragmen kapak batu, alat serpih dan tulang manusia.
"Balai Arkeologi Papua telah melakukan ekskavasi di Situs Yomokho pada permukaan tanah yang datar di tepi Danau Sentani. Temuan arkeologi di lereng Bukit Yomokho mengindikasikan bahwa pada masa lalu, hunian berada di lereng bukit berupa rumah panggung. Hal ini didasarkan pada temuan arkeologi yang banyak didapatkan di permukaan tanah lereng bukit," katanya.
Siput danau di situs Yomokho, Sentani, Jayapura, yang ditemukan peneliti Balai Arkeologi Papua, Oktober 2019. (Dok.Hari Suroto/Balar Papua)
Temuan cangkang moluska laut merupakan sisa makanan manusia prasejarah yang pernah menghuni Situs Yomokho. Jarak Situs Yomokho dengan laut sekitar 35 kilometer sebelah timur.
"Temuan cangkang moluska laut di danau air tawar sangat spesial, hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kontak antara masyarakat Danau Sentani dengan masyarakat pesisir pantai," katanya. Berdasarkan konteks temuan berupa pecahan gerabah, mengindikasikan moluska laut ini diolah dengan cara dimasak dalam gerabah. Temuan cangkang moluska laut juga didukung oleh temuan hasil ekskavasi di Situs Yomokho berupa batu obsidian. Batu obsidian berasal dari Pulau Manus, Britania Baru, sebelah utara Papua Nugini.
Kepala Balai Arkeologi Papua, Gusti Made Sudarmika mengatakan, tahun depan, Balai Arkeologi Papua akan melakukan penelitian lanjutan di Situs Yomokho, yaitu dengan melakukan ekskavasi atau penggalian di lereng bukit yang permukaan tanahnya ditemukan cangkang moluska laut. "Hal ini guna interpretasi lebih luas berkaitan dengan penghunian Situs Yomokho pada masa lalu," katanya.