TEMPO.CO, Jakarta - Tiga belas fosil gigi hiu raksasa berusia 2,5 tahun ditemukan oleh penyelam di Teluk Meksiko. Lima belas fosil gigi ditemukan secara total dengan 13 di antaranya diyakini milik tiga spesies hiu yang berbeda, termasuk megalodon yang hidup lebih dari 2,5 juta tahun lalu.
Di antara fosil-fosil itu terdapat fosil tulang belakang yang mungkin dimiliki binatang yang sudah punah. Tulang-tulang manusia yang sudah menjadi fosil, semuanya tertanam di dinding teluk, demikian dikabarkan Daily Mail, akhir pekan lalu.
Fosil itu ditemukan dalam cenote Xoc, Xoc berarti Hiu dalam bahasa Maya dan cenote berarti lubang pembuangan alami, di distrik Cholul di Merida, ibukota negara bagian Yucatan Meksiko di Teluk Meksiko.
Speleolog (peneliti gua) dan fotografer Kay Nicte Vilchis Zapata dan rekannya Erick Sosa Rodriguez, yang juga seorang speleolog, menemukan fosil itu ketika menyelam di lubang pembuangan. Rekaman menunjukkan saat Zapata menemukan gigi dan memberikan tanda 'oke' menunjukkan kegembiraannya.
Sebanyak 13 fosil gigi hiu ditemukan di Teluk Meksiko, Oktober 2019. (Dok.Kay Nicte Vilchis Zapata dan Erick Sosa Rodriguez)
"Kami sedang melihat dinding dan tiba-tiba saya melihat sesuatu, saya mendekat dan melihat itu adalah gigi, itu yang pertama," ujar Zapata.
Sedangkan menurut Vilichis, sebuah pemeriksaan awal terhadap 13 fosil gigi hiu dan ukuran serta bentuknya mengungkapkan bahwa mereka mungkin termasuk dalam spesies megalodon hiu prasejarah (Carcharocles megalodon), hiu tenggiri (Isurus oxyrinchus) dan hiu gergaji.
Fosil-fosil itu berasal dari periode Pleiosen, zaman dalam skala waktu geologis yang membentang dari 5 juta hingga 2,5 juta tahun lalu, dan Miosen, zaman geologis sebelumnya antara 23 dan 5 juta tahun lalu. Laporan menyatakan cenote Xoc adalah yang terbesar di kota Merida dengan diameter 629 meter dan kedalaman 27 meter.
"Ini hanya bukti dari apa yang telah dipelajari dan ditulis oleh para ilmuwan. Satwa liar macam apa yang hidup di sini jutaan tahun lalu ketika ini bagian dari laut. Antropolog dan fisikawan Salvador Estrada telah meluncurkan penyelidikannya," kata Sele Rodriguez.
DAILY MAIL | DAILY STAR