TEMPO.CO, Jakarta - Sistem operasi iOS 13.2 dirilis dengan cukup solid, performanya bagus, stabilitas hampir sempurna, dan masa pakai baterai baik. Namun, untuk manajemen memori, iOS 13.2 kinerjanya sangat buruk, baik di iPhone atau pun iPad, demikian dikutip Zdnet, 4 November 2019.
Jadi apa masalahnya? Sederhananya, ketika menjalankan aplikasi, seperti memuat halaman, dokumen, atau fungsi apa pun yang dilakukan aplikasi, kemudian beralih ke aplikasi lain untuk melakukan sesuatu, sejauh ini semuanya baik-baik saja. Tapi ketika kembali beralih ke aplikasi pertama terjadi masalah.
Jika beruntung, aplikasi pertama menyala. Namun, dengan iOS 13, kemungkinan besar aplikasi akan memuat ulang, dan kehilangan apa pun yang sudah dilakukan. iOS tidak pernah benar-benar pandai melakukan multitasking di antara aplikasi, ada kecenderungan melupakan apa yang dilakukan aplikasi.
Multitasking telah berubah dari terkadang menjengkelkan menjadi frustrasi yang terus menerus. Hal ini bisa dialami di berbagai aplikasi di sejumlah platform berbeda, jadi tidak terbatas pada aplikasi atau perangkat tertentu milik Apple.
Masalahnya adalah karena manajemen memori, iOS tidak menyimpan informasi aplikasi dalam memori cukup lama ketika dikirim ke latar belakang. Ini bisa berupa bug, atau bisa juga fitur, dan Apple terlalu agresif dalam memaksimalkan jumlah RAM yang tersedia untuk aplikasi di depan sehingga dapat meningkatkan kinerja.
iOS sekarang gagal memberikan fitur dasar yang diharapkan dari sistem operasi modern apa pun. Di iPhone, bug ini sangat menjengkelkan, tapi di iPad, platform yang Apple tawarkan sebagai pengganti laptop, ini adalah kegagalan besar yang memalukan.
Apple belum melihat dan memperbaiki masalah mencolok ini, dan mengisyaratkan bahwa perusahaan tidak menganggap serius kebutuhan pengguna kelas atas, pengguna profesional. Karena itu sulit untuk merekomendasikan platform ini kepada para profesional yang ingin melakukan pekerjaan nyata.
ZDNET | THE VERGE