TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Natha Satwa Nusantara melaporkan pelaku penyiraman enam ekor anjing di Kramat, Senen, Jakarta Pusat, ke polisi.
“Ya, jadi hari ini kita ada pelaporan terkait anjing yang diduga dianiaya oleh kakak ipar pemilik dari anjing ini sendiri,” kata Direktur Operasional Natha Satwa Nusantara, Annisa Ratnakurnia saat ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat usai melakukan pelaporan, Senin, 4 November 2019.
Laporan terhadap penganiayaan enam ekor anjing itu teregistrasi dengan nomor 2034/K/XI/2019/RESTRO JAKPUS. Meski sudah melapor namun Anissa belum melakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan pihak kepolisian.
"Nanti dipanggil lagi untuk pemeriksaan, minggu depan kali ya," kata Anissa.
Anissa mengharapkan kasus penyiraman yang menjadikan lima anak anjing dan induknya sebagai korban cepat diselesaikan dan dapat menjadi pelajaran bagi pelakunya.
"Meski pemilik anjing bilang pelakunya sudah menyesal, tapi aturan hukum yang benar harus tetap berjalan. Sekarang bisa saja korbannya anjing tapi bisa pelakunya melakukan hal yang sama dengan korban yang lain," kata Anissa.
Kasus ini sempat viral di media sosial setelah Yayasan Natha Satwa mengunggahnya di akun instagram @nathasatwanusantara pada Minggu (3/11). Yayasan pelindung satwa itu mendapatkan laporan mengenai lima ekor anjing yang tersiram air panas dan pemiliknya meminta pertolongan biaya untuk dibawa ke klinik hewan.
Saat relawan Natha Satwa Nusantara mengecek kondisi kelima ekor anjing itu terlihat ada enam ekor anjing yaitu dengan rincian lima ekor anak anjing dan satu ekor induk anjing yang sudah dalam keadaan lemas akibat penyiraman itu.
Keenam ekor anjing itu terlihat memiliki luka bakar di sekujur tubuhnya dan berdasarkan pemeriksaan Dokter Hewan Cucu ditemukan lidah seluruh anak anjing itu mengalami pecah- pecah.
Dokter menemukan lima ekor anjing yang masih berusia tiga bulan memiliki pupil mata yang terlihat putih menandakan kebutaan. Sejumlah juga luka akibat panas cairan terlihat dari luka di lidah kelima anak anjing itu.
Berselang satu hari, empat anak anjing mati karena badannya terlalu lemah meski sudah mendapatkan penanganan medis.
"Saat ini masih bertahan itu, anak anjingnya satu bersama induknya. Keadaannya masih muntah-muntah dan muntahannya berbau amis artinya ada pendarahan akibat penyiraman itu, ” kata Anissa.
Belum diketahui secara pasti motif penyiraman terhadap keenam anjing itu.