TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog telah mengidentifikasi sisa-sisa tembok batu di Iran sepanjang sekitar 115 kilometer di Sar Pol-e Zahab, Iran barat.
"Dengan perkiraan volume batu 35 juta meter kubik, itu akan membutuhkan sumber daya yang signifikan dalam hal tenaga kerja, bahan, dan waktu," tulis Sajjad Alibaigi, mahasiswa doktoral di departemen arkeologi di Teheran University, dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Antiquity.
Panjang tembok Iran ini hampir menyamai Tembok Hadrian yang dibangun di Inggris oleh orang Romawi. Panjang tembok Hadrian sampai 118 km.
Struktur tembok membentang dari utara-selatan dari Pegunungan Bamu di utara ke daerah dekat desa Zhaw Marg di selatan, demikian dikutip Live Science, baru-baru ini.
Keramik atau tembikar yang ditemukan di sepanjang dinding menunjukkan bahwa tembok dibangun antara abad keempat sebelum Masehi dan abad keenam Masehi.
"Sisa bangunan terlihat di tempat-tempat di sepanjang dinding. Ini mungkin berhubungan dengan menara atau bangunan," tulis Alibaigi. "Tembok itu terbuat dari bahan lokal alami, seperti jalan berbatu dan batu-batu besar, dengan mortar gipsum bertahan di beberapa tempat."
Meskipun keberadaan dinding baru diketahui oleh para arkeolog, mereka yang tinggal di dekatnya telah lama mengetahui tentang dinding itu, dan menyebutnya Dinding Gawri.
Para arkeolog tidak yakin siapa yang membangun struktur itu, dan untuk tujuan apa. Karena kelangkaan pelindung yang buruk, para ilmuwan bahkan tidak yakin dengan lebar dan tingginya yang tepat. Perkiraan terbaik mereka adalah lebar 4 meter dan tinggi sekitar 3 m.
Dalam catatan Alibaigi, tembok itu mungkin menandai perbatasan untuk kekaisaran kuno, Parthia (yang berkembang antara 247 SM dan 224 M) atau Sassania (224-651 M). Kedua kerajaan di Iran barat membangun istana besar, kota dan sistem irigasi, sehingga kemungkinan keduanya memiliki sumber daya untuk membangun Tembok Gawri.
LIVE SCIENCE | ANTIQUITY