TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswa kelas 3 SMA Jakarta Intercultural School Michael Mulianto memperkenalkan aplikasi besutannya bernama BAPAT atau Bantuan Cepat (Fast Relief). Aplikasi ini bertujuan untuk menyediakan panduan bertindak saat bencana alam datang, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran hutan, hingga angin topan.
"Aplikasi ini didesain untuk mengedukasi masyarakat Indonesia cara bertindak saat dalam keadaan darurat, khususnya saat bencana alam datang. Aplikasi ini akan tersedia secara gratis di Play Store dan App Store dalam waktu dekat," ujar Michael dalam acara bincang-bincang bertajuk 'Post-Disaster Management: Rehab, Recover, Reconstruct' di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan, Sabtu 9 November 2019.
Michael mengungkapkan ide awal aplikasi BAPAT ini muncul setelah dirinya mengerjakan proyek sistem manajemen data untuk bantuan bencana alam bersama TNI pasca gempa bumi yang melanda Lombok pada Agustus 2018 lalu.
"Sebelumnya saya selama kurang lebih 7 sampai 8 bulan telah mengembangkan sistem manajemen data untuk bantuan bencana alam untuk TNI menggunakan algoritma. Namun, sistem ini kan hanya bisa digunakan pascabencana, makanya saya ingin buat aplikasi yang juga bisa dimanfaatkan sebelum bencana yaitu BAPAT," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia mayoritas belum sepenuhnya mengerti bagaimana harus bertindak saat bencana alam datang. "Akibatnya, banyak dari masyarakat Indonesia yang terkena dampak dari bencana ini," imbuhnya.
Dengan hadirnya BAPAT, Michael berharap masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengakses langkah-langkah yang harus dilakukan saat menghadapi bencana alam melalui smartphone mereka.
"Di aplikasi ini saya menghadirkan dua menu, yaitu menu emergency dan obrolan. Di menu emergency, ini bisa diakses secara offline yang berisi berbagai informasi panduan bertindak saat bencana datang. Kalian tinggal klik saja ingin melihat informasi bertindak saat bencana seperti apa, apakah itu gempa bumi, tsunami atau yang lainnya," kata Michael.
Ia menambahkan, menu emergency sengaja didesain agar bisa diakses secara offline mengingat saat bencana alam melanda, jaringan telekomunikasi pun akan lumpuh.
Sedangkan pada menu obrolan, Michael memanfaatkan robot agar bisa membalas pertanyaan pengguna secara otomatis. "Pertanyaan yang ditanyakan sekarang bisa seputar 50 penyakit, seperti sakit kepala, tenggorokan, dan lainnya. Chatbot ini juga akan memberikan saran kepada kalian letak rumah sakit terdekat lengkap dengan petanya, jika kalian benar-benar harus pergi ke rumah sakit," imbuhnya.
Selain itu, Michael menyebutkan bahwa aplikasi BAPAT ini juga turut menyediakan nomor-nomor penting yang bisa dihubungi saat terjadi darurat bencana, misalnya nomor resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sayangnya, aplikasi BAPAT saat ini baru tersedia dalam layanan bahasa Inggris. "Saya masih mengembangkan algoritma agar BAPAT ini juga bisa tersedia dalam bahasa Indonesia, kira-kira akhir bulan ini sudah tersedia," ujar Michael.
Ke depannya, Michael ingin aplikasi BAPAT juga bisa memberikan peringatan dini kepada para penggunanya bila terjadi bencana alam. "Saya ingin nantinya aplikasi ini bisa memberi peringatan dini bencana dan juga bisa memberikan link yang isinya bagaimana harus mempersiapkan atau mengevakuasi diri saat akan datang bencana," lanjutnya.
GALUH PUTRI RIYANTO