TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Fakultas Kehutanan IPB, Profesor Bambang Hero Saharjo, mendapatkan anugerah John Maddox Prize 2019, yang diserahkan di London, Selasa, 12 November 2019. Bambang adalah pakar forensik kebakaran hutan dan lahan yang menjadi saksi ahli melawan ratusan perusahaan pelaku karhutla di persidangan.
Bambang menyisihkan 206 calon terpilih yang berasal dari 38 negara, demikian siaran pers dari Aminudin Aziz, Atdikbud KBRI London.
Bambang Hero Saharjo mengumpulkan bukti untuk persidangan pidana terhadap perusahaan yang dituduh menggunakan metode tebang-dan-bakar untuk membersihkan lahan gambut untuk tanaman komersial seperti kelapa sawit, kayu pulp dan pohon karet.
Karena kesaksiannya pula, Bambang Hero pernah digugat PT JJP, perusahaan yang divonis membakar hutan di Rokan Hilir, Riau, ke Pengadilan Negeri Cibinong, Oktober 2019.
Dewan Juri John Maddox Prize terdiri dari tokoh-tokoh ilmuwan Inggris yang dihimpun oleh sebuah organisasi nirlaba Sense about Science menetapkan Prof Bambang sebagai pemenang karena kegigihannya menggunakan data penelitiannya sebagai bukti untuk melawan pandangan yang salah terkait dengan kebakaran hutan di Indonesia.
Prof Bambang telah banyak menggunakan fakta ilmiahnya di ruang pengadilan untuk menunjukkan kebenaran. Pencalonan Prof Bambang dilakukan oleh seorang profesor asal Universitas Lancaster, Inggris yang melihat riset dan perjuangan Bambang perlu mendapatkan apresiasi tinggi dan pengakuan ilmuwan lainnya dan dunia internasional.
Pengumuman dan penganugrahan dilakukan di Wellcome Collection, Euston, London oleh anak perempuan John Maddox, yakni Robyn Maddox, dengan pengantar dari editor majalah ilmiah terkemuka Nature dan dihadiri oleh tidak kurang dari 100-an ilmuwan Inggris terkemuka.
Anugerah John Maddox Prize telah diberikan selama 8 tahun terakhir kepada para ilmuwan yang gigih mempertahankan pendapatnya berdasarkan fakta ilmiah yang diperolehnya berdasarkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
Bambang Hero Saharjo mengaku kaget mendapat penghargaan ini. "Saya sangat terkejut mendapatkan hadiahnya. Saya tidak berpikir orang di luar melihat apa yang saya lakukan di lapangan, "kata Bambang kepada The Guardian.