TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam seminar inovasi untuk bisnis menyampaikan bahwa Indonesia perlu belajar mengenai inovasi di negara Nordik.
"Intinya dari acara ini kita ingin mempelajari budaya inovasi yang sudah muncul di negara-negara Nordik. Jadi ternyata negara Nordik itu tidak hanya bicara mengenai penguasaan teknologi tapi sudah lebih dari itu," ujar Bambang di Hotel Sari Pasific, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Seminar tersebut digelar oleh Renesans yang bekerja sama dengan MVB Indonesia, Business Nordic, dan disponsori oleh Ristek/BRIN, Kedutaan Finlandia untuk Indonesia, NOKIA dan NODEFLUX. Tujuan digelarnya acara tersebut adalah untuk menjembatani informasi dan pengembangan inovasi antara Indonesia dan negara-negara Nordik.
Negara-negara Nordik menempati wilayah di Eropa Timur dan Atlantik Utara. Negara yang merupakan negara Nordik yaitu Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia dan Swedia, dan juga teritori Kepulauan Faroe, Greenland, Svalbard dan Aland.
"Mereka (di negara Nordik) sudah menerapkan konsep kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dengan penelitian atau triple helix dengan inovasi yang levelnya mendunia," kata Bambang. "Artinya produk yang dikembangkan melalui inovasi tersebut sudah menjadi produk yang dikenal di dunia dan kompetitif."
Gelaran seminar tersebut menghadirkan beragam pembicara berbagai lini seperti pengusaha, akademisi, organisasi non-profit dan sektor pemerintahan serta Inovasi Guru dari Finlandia.
Bambang melanjutkan bahwa ternyata munculnya inovasi tidak hanya dari sisi hardware penelitian inovasi, tapi yang lebih penting adalah menumbuhkan budaya inovasi.
"Ini yang kemudian menjadi referensi dan pelajaran bagi kita di Indonesia dan mudah-mudahan di bawah kementerian yang saya pimpin kita ingin mendorong inovasi itu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, atau tepatnya menjadi budaya masyarakat Indonesia," tutur Bambang.
Tentunya, menurut Bambang, hal itu membutuhkan waktu yang panjang dan akan memiliki banyak tantangan. Namun, Bambang yakin bahwa sebenarnya banyak putra dan putri di Indonesia yang mempunyai bakat inovasi. "Tidak hanya yang ada di perguruan tinggi atau di lembaga penelitian tapi juga dari kalangan masyarakat secara umun," ujar Bambang.