TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Papua bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Teluk Wondama, Papua Barat di Pulau Roon, berhasil menemukan situs penguburan prasejarah Karawar.
"Situs Karawar berada di lereng tebing Kampung Syabes, Distrik Roon. Situs Karawar berupa ceruk yang di dalamnya terdapat lima tengkorak dan tulang-tulang manusia," kata arkeolog Hari Suroto, Sabtu, 16 November 2019.
Menurut Hari, pada masa prasejarah, di Teluk Wondama dikenal dua jenis penguburan yaitu penguburan primer dan penguburan sekunder. Penguburan primer adalah penguburan langsung. Sedangkan artefak tengkorak di Teluk Wondama diduga berasal dari mayat dibaringkan di bangku papan kayu yang berada di tengah hutan. Mayat dibiarkan begitu saja untuk beberapa waktu hingga kulit dan daging mengelupas tinggal tulang.
Tulang dan tengkorak dikumpulkan, selanjutnya disimpan di lubang tebing atau ceruk disertai dengan bekal kubur gerabah. Ini yang disebut sebagai penguburan sekunder.
Penguburan di dinding tebing juga digunakan masyarakat Tana Toraja. Bedanya, di Karawar arkeolog baru menemukan satu ceruk kubur prasejarah.
Pria menggunakan tangga bambu untuk membuka pintu sebuah lobang pemakaman pada batu besar Loko`mata, di sebuah situs penguburan tradisional Toraja, dalam ritual Ma`nene, dekat Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 11 September 2017. REUTERS
Tradisi penguburan prasejarah ini berakhir setelah agama Kristen masuk di Teluk Wondama pada 1884, yang diajarkan oleh pendeta Gottlieb Lodewyk Bink dari Belanda, kata Hari Suroto.
Artefak tulang ini belum diteliti umurnya. "Rencana sampel yang diambil akan diteliti dengan carbon dating," kata Hari.
Menurut Hari Suroto, dalam diskusi hasil penelitian arkeologi di BP4D, Asisten II Sekretariat Daerah Teluk Wondama, Hermin Sesa Rinding, mengatakan Situs Karawar dapat dijadikan sebagai destinasi wisata seperti di Toraja.
Ia akan minta Dinas Pariwisata Teluk Wondama untuk mengembangkan dan memanfaatkan situs ini dengan memperhatikan pelestarian situs.