TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan Muhammad Abduhzen menyatakan bahwa ada satu hal yang paling penting dari lima kebijakan yang akan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. "Kualitas guru yang utama," ujar Abduh kepada Tempo, Senin malam, 18 November 2019.
Lima kebijakan Nadiem, pertama prioritaskan pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila. Kedua potong semua regulasi yang menghambat terobosan dan peningkatan investasi. Ketiga, kebijakan pemerintah harus kondusif untuk menggerakkan sektor swasta agar meningkatkan investasi di sektor pendidikan.
Kemudian keempat, semua kegiatan pemerintah berorientasi pada penciptaan lapangan kerja dengan mengutamakan pendekatan pendidikan dan pelatihan vokasi yang baru dan inovatif. Serta kelima, memperkuat teknologi sebagai alat pemerataan baik daerah terpencil maupun kota besar untuk mendapatkan kesempatan dan dukungan yang sama untuk pembelajaran.
"Kelima kebijakan itu, hanya poin satu dan empat yang menunjukkan arah kualitas," kata Abduh, advisor Paramadina Institute for Education Reform (PIER). "Yang lainnya lebih kepada manajemen pembiayaan."
Mengenai deregulasi, Abduh menambahkan, poin tersebut memiliki arah yang jelas. Namun, Abduh masih mempertanyakan bagaimana model terkait peningkatan investasi, terutama dari pihak swasta. "Sementara mengenai teknologi, itu harus mengefektifkan pencapaian objektif-objektif operasi pendidikan," tutur Abduh.
Abduh juga berharap agar ada paradigma baru yang lebih pragmatis dalam menjalankan pendidikan di Indonesia. "Sehingga lebih memberikan manfaat yang tangible," tambah Abduh.