TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah asteroid kemungkinan akan menghantam Bumi dan memicu kehancuran besar pada 6 Mei 2022. Asteroid tersebut bernama JF1 berukuran 128 meter, seukuran Piramid Giza di Mesir.
Namun NASA menyatakan, kemungkinan itu sangat kecil yakni 1 berbanding 3800 atau 0,026% asteroid akan menabrak Bumi pada 6 Mei 2022 itu.
Para pakar memperkirakan asteroid itu akan melepaskan kekuatan 230 kiloton jika menabrak Bumi. Perlu dicatat bahwa bom nuklir yang melanda Hiroshima selama Perang Dunia II menghantam wilayah dengan kekuatan 15 kiloton, dan faktor tunggal ini menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh asteroid JF1, demikian IBTimes, Ahad, 17 November 2019.
Tabrakan bisa melenyapkan sebuah kota dan menimbulkan jutaan korban dalam sepersekian detik. Jika asteroid berakhir mendarat di lautan, itu bisa memicu tsunami raksasa yang akan menyebabkan kehancuran besar di wilayah pesisir.
Sebelumnya, pakar benda ruang angkasa Michael Horn telah memperingatkan bahwa asteroid Apophis berpeluang menghantam Bumi pada 13 April 2029 atau 13 April 2036.
"Dampaknya akan berada di suatu tempat antara Laut Utara dan Laut Hitam. NASA benar-benar salah dalam mempelajari lintasan asteroid Apophis," kata Horn. "Saya mendesak NASA untuk merumuskan rencana yang efektif untuk melindungi planet ini dari ancaman dari luar angkasa."
Beberapa ahli ruang angkasa termasuk fisikawan Amerika terkenal Neil deGrasse Tyson sebelumnya memperingatkan bahwa asteroid akan menghantam Bumi di masa depan yang menyebabkan peristiwa kepunahan.
Untuk memerangi skenario seperti itu, NASA bekerja sama dengan perusahaan ruang angkasa swasta SpaceX sibuk mengembangkan senjata untuk mengubah lintasan asteroid.
IBTIMES | NASA