TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya para ilmuwan telah mengamati sebuah galaksi berisi tiga lubang hitam supermasif pada intinya dan ketiganya secara mengejutkan berdekatan, sebagaimana dilaporkan CNN, 21 November 2019.
Lubang hitam supermasif adalah yang menggerakkan pusat galaksi, termasuk galaksi Bima Sakti kita sendiri.
Galaksi NGC 6240 memiliki bentuk yang tidak biasa, yang sebelumnya membuat para ilmuwan percaya bahwa galaksi itu diciptakan ketika dua galaksi yang lebih kecil bertabrakan dan mulai bergabung. NGC 6240 relatif dekat dengan kita dengan standar universal pada 300 juta tahun cahaya, sehingga para astronom telah dapat memantaunya.
Galaksi itu dilihat sebagai standar untuk interaksi galaksi dan para ilmuwan berpikir bahwa karena merger, kemungkinan ada dua lubang hitam pada intinya.
Tetapi pengamatan baru mengungkapkan lubang hitam supermasif ketiga di pusat galaksi. Setiap lubang hitam memiliki massa masing-masing lebih dari 90 juta matahari.
Temuan ini dipublikasikan pada hari Kamis di jurnal Astronomy & Astrophysics. Pengamatan baru galaksi itu diperoleh oleh Very Large Telescope dari European Southern Observatory di Chile.
"Melalui pengamatan kami dengan resolusi spasial yang sangat tinggi, kami dapat menunjukkan bahwa sistem galaksi NGC 6240 yang saling berinteraksi memiliki bukan dua - seperti yang diduga sebelumnya - tetapi tiga lubang hitam supermasif di pusatnya," kata Wolfram Kollatschny, penulis utama studi dan profesor di Universitas Göttingen, dalam sebuah pernyataan.
Ketiga lubang hitam dapat ditemukan di wilayah yang sama yang berjarak kurang dari 3.000 tahun cahaya. Sebagai referensi, para astronom mengatakan ruang ini kurang dari seperseratus ukuran seluruh galaksi.
"Hingga saat ini, konsentrasi tiga lubang hitam supermasif seperti itu belum pernah ditemukan di alam semesta," kata Peter Weilbacher, penulis studi di Leibniz Institute for Astrophysics Potsdam, sebagaimana dikutip Newsweek. "Kasus ini memberikan bukti proses penggabungan simultan dari tiga galaksi bersama dengan lubang hitam pusatnya."
Penemuan ini akan memungkinkan para astronom untuk lebih memahami tentang bagaimana galaksi berevolusi dari waktu ke waktu, terutama galaksi terbesar di alam semesta. Wawasan tentang bagaimana galaksi-galaksi yang terbentuk telah luput dari para peneliti di masa lalu, karena ukurannya tidak dapat dijelaskan oleh jenis interaksi dan merger yang diamati para astronom di masa lalu.
"Namun, jika proses penggabungan simultan dari beberapa galaksi terjadi, maka galaksi terbesar dengan lubang hitam supermasif pusatnya dapat berkembang lebih cepat," kata Weilbacher. "Pengamatan kami memberikan indikasi pertama dari skenario ini."
Seiring waktu, kemungkinan beberapa juta tahun, tiga lubang hitam supermasif itu kemungkinan akan bergabung, kata para peneliti. Penggabungan ini diperkirakan dapat menciptakan gelombang gravitasi yang sangat kuat, atau riak dalam ruang waktu.
CNN | NEWSWEEK