TEMPO.CO, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar sidang terbuka penganugerahan doktor honoris causa bagi alumnusnya, M. Hatta Rajasa, Senin, 25 November 2019 di Aula Barat ITB. Penghargaan itu
diberikan ITB kepada orang yang memiliki kontribusi yang luar biasa pada aneka bidang.
Para promotor penghargaan itu adalah Boy Kombaitan sebagai ketua, dengan anggota Tommy Firman, Hermawan Kresno Dipojono, Freddy Permana Zen, dan Doddy Abdassah. ITB kali ini memberikan gelar
Doktor Kehormatan yang ke-13. Hatta Rajasa merupakan lulusan Teknik Perminyakan ITB Angkatan 1973.
Dalam laporan pertanggungjawaban akademik tim promotor, Hatta Rajasa dinilai ikut berkiprah di era reformasi dan menghasilkan berbagai kebijakan publik. Kontribusi itu seiring jabatannya sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (2001 - 2004), Menteri Perhubungan (2004 - 2007), Menteri Sekretaris Negara (2007 - 2009), dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2009 – 2014).
“Kontribusi yang sangat signifikan dalam bidang kebijakan publik adalah upaya mewujudkan konektivitas Indonesia sepanjang dua periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Boy Kombaitan dalam teks pidato laporan tim promotor, Senin, 25 November 2019.
Produk kebijakan publik yang paling signifikan adalah rumusan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI). Kontribusi lainnya dalam perumusan UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai dasar hukum bagi pengembangan sistem nasional inovasi teknologi.
Saat menjadi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hatta dinilai mendorong pengembangan teknologi di bidang transportasi, yakni pengembangan pesawat khas perairan Wing Ground, pengembangan teknologi UAV (drone) dan roket, serta rancang bangun Panser Anoa.
Di sektor perhubungan Hatta dinilai berperan antara lain dalam merumuskan sejumlah rencana induk tentang pembentukan pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara di berbagai kota besar dan kabupaten di
segenap pelosok Indonesia. Dia juga menggagas kebijakan pembangunan produksi dalam negeri seperti pembuatan kereta api oleh PT INKA dan sistem signaling kereta api oleh PT LEN.
Di samping putra putri dan keluarga besar, turut hadir dalam sidang terbuka ini Presiden ke-6 Republik Indonesia, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono bersama para menteri rekan Dr. HC. Ir. M. Hatta Rajasa dalam kabinet Gotong Royong, Kabinet Indonesia Bersatu, dan Kabinet Indonesia Bersatu II.
ANWAR SISWADI