Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Penelitian 4 Perempuan yang Menang L'Oreal-UNESCO FWIS 2019

image-gnews
Empat perempuan peneliti Indonesia, Ayu Savitri Nurinsiyah, Osi Arutanti, Swasmi Purwajanti dan Widiastuti Karim mendapatkan penghargaan L'Oreal-UNESCO Fellowship for Women in Science (FWIS) 2019 di Gedung Kementerian Riset dan Teknologi, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019. TEMPO/Khory
Empat perempuan peneliti Indonesia, Ayu Savitri Nurinsiyah, Osi Arutanti, Swasmi Purwajanti dan Widiastuti Karim mendapatkan penghargaan L'Oreal-UNESCO Fellowship for Women in Science (FWIS) 2019 di Gedung Kementerian Riset dan Teknologi, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Empat perempuan peneliti mendapatkan penghargaan L'Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS) Fellowship 2019. Keempat penelitian tersebut menjadi pemenang setelah proposal penelitiannya mendapatkan nilai terbaik dari juri, karena dianggap menjadi solusi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Mereka adalah Ayu Savitri Nurinsiyah dan Osi Arutanti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Swasmi Purwajanti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Widiastuti Karim dari Universitas Udayana. Keempat wanita ini mengajukan proposal dengan bidang penelitian yang berbeda. Berikut detail penelitian keempatnya:

1. Ayu Savitri Nurinsiyah

Peneliti junior LIPI ini melakukan eksplorasi penemuan keong darat yang dapat mengungkap potensi biodiversitas sebagai solusi masalah kesehatan. Ayu dikenal di antara koleganya sebagai salah satu ahli terbaik dalam hal fauna keong darat Jawa.

Ayu memiliki tujuan mengungkap potensi biodiversitas Indonesia sebagai solusi dari masalah-masalah kesehatan. Ayu akan meneliti jenis keong darat native dan endemik Jawa yang memiliki aktivitas antimikroba terampuh dari protein mucus (lendir)nya.

Melalui penelitiannya, diharapkan dapat memanfaatkan biodiversitas keong secara berkelanjutan. Ia melihat sejumlah keistimewaan dari spesies keong, tapi banyak yang memandang sebelah mata dan sedikit orang yang tertarik untuk meneliti keong.

Padahal, menurut Ayu, di luar negeri banyak yang sudah memanfaatkan keong dan pada akhirnya penemuan itu dijadikan solusi bahan kosmetik. Ayu yakin banyaknya spesies keong di Indonesia, bisa memberikan solusi untuk tantangan yang ada saat ini.

2. Osi Arutanti

Osi Arutanti melakukan eksplorasi alternatif fotokatalis material yang efisien dan dapat diaktivasi dengan tenaga surya sebagai solusi permasalahan lingkungan. Osi menyadari teknologi pengolahan air yang ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu diciptakan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan air bersih.

Peneliti Kimia LIPI ini akan meneliti alternatif fotokotalis yang terjangkau, bisa direalisasikan, efisien, dan dapat diaktivasi dengan tenaga surya. Fotokotalis adalah proses oksidasi di dalam air yang dapat mendekomposisi polutan organik untuk dipecah menjadi karbon dioksida dan H2O.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitiannya didasari oleh keinginan berkontribusi dan memberikan solusi untuk lingkungan sekitar. Juga pengalamannya saat berada di Kalimantan yang merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Walaupun banyak sungai, tapi airnya sudah banyak tercemar dan banyak lahan gambut yang memperburuk kualitas air.

Osi melalui penelitiannya berencana untuk membuat air yang tercemar melalui proses fotokatalis yang terjangkau dapat terurai dan aman bagi lingkungan.

3. Swasmi Purwajanti

Swasmi Puwajanti mengeksplorasi pengembangan super nanoadsorben multi-fungsi berbasis magnesium oxide dari bittern untuk dekontaminasi air yang lebih efisien. Perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini percaya bahwa bittern dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku fungsional nanomaterial untuk menangani isu polusi air.

Ia akan meneliti pemanfaatan dari bittern (hasil samping dari produksi garam) sebagai bahan baku pembuatan nanoadsorben. Melalui penelitian ini, ia berharap dapat membantu mengatasi permasalahan penyediaan air bersih yang bebas kontaminan di Indonesia melalui pendekatan nanoteknologi dengan biaya terjangkau.

4. Widiastuti Karim

Widiastuti Karim merupakan dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Dia melakukan studi fungsi biologi Green Fluorescent Proteins (GFP) guna mengatasi pemutihan pada karang.

Kecintaaan Widiastuti akan ekosistem laut telah dimulai sejak kecil, dan semakin berkembang seiring dengan studinya mengenai ekosistem tersebut. Ia akan meneliti fungsi biologi GFP pada karang untuk mengatasi fenomena pemutihan karang di Indonesia.

Dengan penelitian tersebut dia berharap dapat merehabilitasi ekosistem terumbu karang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang besar bagi dunia kelautan khususnya Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

13 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

7 hari lalu

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

Sebagai upaya pelestarian ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Adopsi Karang.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

9 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

11 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

11 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

19 hari lalu

Sejumlah guru dan santri menyiapkan teleskop untuk memantau hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jakarta Barat, Jumat, 1 April 2022. Pemantauan hilal tersebut guna menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah. Sementara untuk hasil Sidang Isbat penentuan awal Ramadhan akan diumumkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

Sidang isbat menjadi forum musyawarah para pihak, seperti pakar, ulama, dan ormas untuk membahas hisab dan rukyat.


Peneliti BRIN Temukan Kepiting Tiga Warna di Gunung Kelam Kalimantan Barat

19 hari lalu

Foto kepiting tiga warna Lepidothelphusa jenis baru dengan nama Lepidothelphusa menneri yang ditemukan di Gunung Kelam, Kalimantan Barat. Dok. Humas BRIN
Peneliti BRIN Temukan Kepiting Tiga Warna di Gunung Kelam Kalimantan Barat

Kepiting tiga warna ini hidup di tepi anak sungai yang dangkal dengan substrat kerikil dan batu.


Peneliti BRIN: Kriteria Baru MABIMS Berpengaruh pada Penentuan Awal Ramadan

20 hari lalu

Sejumlah astronom memindahkan peralatan saat hujan turun dalam pengamatan hilal di halaman observatorium Al Biruni di Kampus Unisba, Bandung, Jawa Barat, 22 Maret 2023. Kementerian Agama menyatakan secara astronomis posisi hilal di Indonesia sudah memenuhi kriteria hingga awal Ramadan 1444 diperkirakan jatuh pada 23 Maret 2023. TEMPO/Prima mulia
Peneliti BRIN: Kriteria Baru MABIMS Berpengaruh pada Penentuan Awal Ramadan

Perbedaan awal bulan hijriah seperti Ramadan karena perbedaan kriteria hilal.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

24 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung