TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya delapan orang tewas akibat konflik masyarakat dengan gajah di Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener Meriah, Aceh sejak 2011.
"Itu korban jiwa yang kami ketahui sejak 2011. Kemarin kepada media lain saya salah sebut, saya bilang lima orang korban jiwa, padahal saat ini sudah delapan orang korban," kata Reje (Kepala Desa) Kampung Rime Raya, Kecamatan Pintu Rime, Gayo Muklis, di Bener Meriah, Rabu, 27 November 2019.
Baca Juga:
Dia menjelaskan akhir-akhir ini kawanan satwa dilindungi tersebut kerap mendatangi permukiman penduduk di desanya. Kejadian-kejadian itu berulang setiap tahunnya.
Menurut dia, di salah satu wilayahnya seperti Kampung Rime Raya tercatat sebanyak 14 unit rumah yang telah dirusak kawanan gajah dalam kurun waktu dua pekan terakhir.
"Itu total rumah warga yang didatangi dan dirusak oleh gajah liar baru-baru ini. Kebanyakan hanya rusak ringan, kalau yang rusak berat itu ada empat unit rumah," katanya.
Ia menyebutkan peristiwa itu setiap tahun terjadi. Selain merusak rumah warga desa, kawanan gajah liar tersebut juga merusak lahan. Selama ini warga hanya mengusir satwa tersebut dengan petasan ketika kawanan gajah mulai mendekati permukiman penduduk.
"Warga di sini jaga malam. Jadi kami secara bergantian melakukan ronda tiap malam untuk mengantisipasi kedatangan gajah di kampung kami," katanya.