Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Peneliti LIPI Dikukuhkan Sebagai Profesor Riset

image-gnews
Peneliti Teguh Peristiwady dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dewi Malia Prawiladilaga dan Wahyu Widiyono dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, serta Euis Hermiati dari Pusat Penelitian Biomaterial LIPI baru saja dikukuhkan sebagai Profesor Riset di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2019. TEMPO/Khory
Peneliti Teguh Peristiwady dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dewi Malia Prawiladilaga dan Wahyu Widiyono dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, serta Euis Hermiati dari Pusat Penelitian Biomaterial LIPI baru saja dikukuhkan sebagai Profesor Riset di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2019. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI mengukuhkan empat orang peneliti lembaga itu menjadi profesor riset. Empat peneliti tersebut adalah Teguh Peristiwady dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dewi Malia Prawiladilaga dan Wahyu Widiyono dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, serta Euis Hermiati dari Pusat Penelitian Biomaterial LIPI.

Keempat peneliti yang dikukuhkan sebagai profesor riset berasal dari bidang zoologi laut, zoologi, botani dan teknologi bioproses.

Dalam orasi berjudul "Nilai dan Manfaat Taksonomi dalam Perspektif Keanekaragaman Jenis Ikan Laut di Indonesia," Teguh Peristiwady menjelaskan luasnya wilayah perairan membuat Indonesia memiliki nilai keanekaragaman sumber daya hayati ikan laut serta organisme lain yang sangat besar. "Tapi belum ada jawaban pasti berapa banyak jenis ikan laut di perairan Indonesia," ujarnya di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2019.

Teguh melanjutkan, jumlah jenis ikan di dunia sampai saat ini tercatat 38.908 jenis dengan didominasi ikan-ikan dari kelas Actinopteygii (ikan bertulang sejati) dan Elasmobranchii (ikan bertulang rawan), masing-masing berjumlah sebesar 33.649 jenis dan 1.212 jenis. Sisanya merupakan jenis dari kelas Holocephali dan Myxini.

"Selain kelas tersebut, di perairan Indonesia berhasil diidentifikasi satu kelas tambahan ketika ditemukan ikan raja laut Latimeria menadoensis dari kelas Coelacanthi di Manado, Sulawesi Utara," kata Teguh.

Teguh berharap lembaga penelitian dan perguruan tinggi secara terencana melahirkan taksonom-taksonom baru di Indonesia serta membangun museum atau koleksi referensi, baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun universitas-universitas di Indonesia.

Sementara Dewi Malia Prawiradilaga memyampaikan orasi berujudul "Keanekaragaman dan Strategi Konservasi Burung Endemik Indonesia." Dewi menyampaikan usulan untuk menguatkan pengetahuan taksonomi dan biosistematika sebagai landasan konservasi khususnya dalam program konservasi burung endemik.

"Saat ini sebagian besar keanekaragaman jenis burung endemik Indonesia sudah diketahui dalam ilmu pengetahuan," tutur Dewi. "Namun, peluang untuk menemukan jenis baru dan pembenahan status jenis yang meragukan masih terbuka terutama di region Wallacea dan Papua, khususnya di lokasi-lokasi yang belum terjelajahi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Dewi, kombinasi iptek untuk akurasi jenis dengan karakter morfologi, perilaku, dan genomik (DNA) menjadi sangat penting dan mendesak.

Sedangkan Wahyu Widiyono membahas pendekatan lanskap ekosistem yang meliputi pengelolaan daerah tangkapan air, dan pemeliharaan kolam embung. Selain itu, juga membahas pemanfaatan air secara optimum dan efisien untuk mendukung pengembangan budi daya pertanian secara berkelanjutan pada daerah beriklim kering di Nusa Tenggara Timur.

"Tiga permasalahan utama pengelolaan embung di NTT yaitu degradasi daerah tangkapan air, permasalahan pada kolam embung meliputi tingginya laju sedimentasi, infiltrasi dan evaporasi, retak dan longsoran dinding embung, dan permasalahan pada areal pemanfaatan air," tambah Wahyu dalam orasinya berjudul "Pendekatan Lanskap Ekosistem Embung untuk Pemanfaatan Air Irigasi di Lahan Beriklim Kering Nusa Tenggara Timur."

Adapun Euis Hermiati berorasi dengan judul "Pengembangan Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Bioetanol dan Bioproduk sebagai Subtitusi Produk Berbahan Baku Fosil." Dia mengungkapkan biomassa merupakan sumber daya terbarukan yang sangat potensial untuk menghasilkan energi dan bioproduk di Indonesia.

"Melalui teknologi konversi yang tepat, biomassa ini dapat diubah menjadi produk seperti bioetanol yang dapat digunakan untuk substitusi bensin, xylitol sebagai bahan pemanis rendah kalori serta biosurfaktan yang dapat digunakan pada proses sakarifikasi pulp biomassa," tutur Euis.

Euis melanjutkan bahwa teknologi tersebut turut berkontribusi terhadap upaya penerapan konsep kilang hayati untuk  menghasilkan bioetanol dan bioproduk yang lebih ekonomis, sebagai bahan substitusi BBM dan produk asal fosil.

"Keberhasilan pengembangan teknologi ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi target 23 persen penggunaan Energi Baru Terbarukan pada tahun 2025," kata Euis. "Dan atau target substitusi bensin dengan bioetanol, serta mengurangi impor beberapa produk yang dapat dihasilkan sebagai ko-produk bioetanol."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

13 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

2 hari lalu

Logo Telegram. Istimewa
Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.


Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

2 hari lalu

Grab Indonesia meluncurkan 20 unit taksi listrik merek Hyundai bertipe  Hyundai IONIQ EV di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin, 27 Januari 2020. Peluncuran itu dihadiri oleh Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan President Director of Hyundai Motor Indonesia Sung Jo Ha. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.


10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

3 hari lalu

Asus Zenbook Duo model UX8406 dipamerkan di Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. Laptop ini hadir dengan dua layar yang dilindungi Corning Gorilla Glass, didukung oleh OLED Touchscreen dengan kecerahan maksimum hingga 500 nits. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.


Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

7 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

9 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

11 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

11 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut