Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Astronom Temukan Asteroid Ternyata Planet Kerdil

image-gnews
Asteroid Hygiea .  Credit: ESO/P. Vernazza et al./MISTRAL algorithm (ONERA/CNRS)
Asteroid Hygiea . Credit: ESO/P. Vernazza et al./MISTRAL algorithm (ONERA/CNRS)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Para astronom, yang menggunakan instrumen ESHER SPHERE di Very Large Telescope (VLT), mengungkapkan bahwa asteroid Hygiea dapat diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Objek tersebut adalah yang terbesar keempat di sabuk asteroid setelah Ceres, Vesta dan Pallas. 

VLT adalah fasilitas teleskop yang dioperasikan oleh European Southern Observatory (ESO) di Cerro Paranal di utara Chili.

Untuk pertama kalinya, para astronom mengamati Hygiea dalam resolusi cukup tinggi untuk mempelajari permukaannya dan menentukan bentuk dan ukurannya. Mereka menemukan bahwa Hygiea berbentuk bola, berpotensi menggantikan Ceres sebagai planet kerdil terkecil di Tata Surya.

"Berkat kemampuan unik instrumen SPHERE pada VLT, yang merupakan salah satu sistem pencitraan paling kuat di dunia, kita dapat gambaran bentuk Hygiea, yang ternyata hampir bulat," kata ketua peneliti Pierre Vernazza dari Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Prancis, dikutip Science Daily, baru-baru ini.

Sebagai objek di sabuk asteroid utama, Hygiea memenuhi tiga dari empat persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Hygiea mengorbit di sekitar Matahari, tapi bukan Bulan dan tidak seperti planet umumnya, yang mempunyai orbit jelas.

Persyaratan terakhir adalah bahwa Hygiea memiliki massa yang cukup untuk gravitasinya sendiri untuk menariknya ke dalam bentuk bola yang kasar. Inilah yang diungkapkan oleh pengamatan VLT tentang Hygiea.

"Berkat gambar-gambar ini, Hygiea dapat direklasifikasi sebagai planet katai, sejauh ini yang terkecil di Tata Surya," kata dia.

Tim juga menggunakan pengamatan SPHERE untuk mengetahui ukuran Hygiea, dengan diameternya sekitar 430 km. Pluto, planet kerdil paling terkenal, memiliki diameter mendekati 2.400 km, sementara Ceres hampir 950 km.

Yang mengejutkan, pengamatan juga mengungkapkan bahwa Hygiea tidak memiliki kawah hasil tumbukan besar yang diperkirakan akan dilihat oleh para ilmuwan di permukaannya, demikian laporan tim dalam penelitian yang dipublikasikan  di Nature Astronomy.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hygiea adalah anggota utama dari salah satu keluarga asteroid terbesar, dengan hampir 7000 anggota yang semuanya berasal dari tubuh induk yang sama. Para astronom berharap ada hal yang menyebabkan pembentukan banyak keluarga ini telah meninggalkan jejak besar dan dalam pada Hygiea.

Meskipun para astronom mengamati permukaan Hygiea dengan cakupan 95 persen, mereka hanya bisa mengidentifikasi dua kawah yang tidak ambigu. "Hasil ini datang sebagai kejutan nyata karena kami mengharapkan kehadiran cekungan besar, seperti halnya di Vesta," kata Vernazza.

Tim memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Menggunakan simulasi numerik, mereka menyimpulkan bahwa bentuk bulat Hygiea dan keluarga besar asteroid kemungkinan merupakan hasil tabrakan besar dengan asteroid lain yang berdiameter antara 75 dan 150 km.

Simulasi menunjukkan dampak tabrakan, yang diperkirakan terjadi sekitar 2 miliar tahun lalu, dan benar-benar menghancurkan tubuh induknya. Tabrakan ini menghasilkan Hygiea yang bulat dan ribuan asteroid pendamping.

"Tabrakan antara dua benda besar di sabuk asteroid itu unik dalam 3-4 miliar tahun terakhir," kata Pavel Seve, mahasiswa PhD di Institut Astronomi Universitas Charles yang juga berpartisipasi dalam penelitian ini.

Mempelajari asteroid secara terperinci dimungkinkan berkat kemajuan komputasi numerik, tapi juga teleskop yang lebih kuat. "Berkat VLT dan instrumen optik-adaptif generasi baru SPHERE, kami sekarang mencitrakan asteroid sabuk utama dengan resolusi yang belum pernah terjadi sebelumnya, menutup celah antara pengamatan misi berbasis Bumi dan antar-planet," tutur Vernazza.

SCIENCE DAILY | NATURE ASTRONIMY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Sebuah asteroid kecil melewati atmosfer Bumi terlihat di Surrey, Inggris 13 Februari 2023. Asteroid kecil berukuran 1 meter, yang saat ini ditunjuk sebagai Sar2667, meledak setelah memasuki atmosfer bumi. Twitter/@KadeFlowers/via REUTERS
Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

10 November 2023

Asteroid Dinkinesh selebar setengah mil di sebelah kiri dan biner kontak yang menarik di sebelah kanan. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL
Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

Target pertama misi Lucy kini diketahui adalah tiga asteroid.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

5 November 2023

Satelit dari asteroid Dinkinesh terlihat oleh Lucy Long Range Reconnaissance Imager (L'LORRI), saat pesawat ruang angkasa Lucy milik NASA melintasi biner asteroid ini. Gambar diambil pada 1 November 2023 dari jarak sekitar 270 mil. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL/NOAO
NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

NASA telah merilis serangkaian gambar yang menunjukkan asteroid Dinky dan bulan semunya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Mengapa NASA Luncurkan SpaceX Falcon Heavy ke Asteroid Terbesar Psyche?

14 Oktober 2023

Roket SpaceX Falcon Heavy lepas landas membawa pesawat ruang angkasa NASA untuk menyelidiki asteroid Psyche dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 13 Oktober 2023. REUTERS/Joe Skipper
Mengapa NASA Luncurkan SpaceX Falcon Heavy ke Asteroid Terbesar Psyche?

NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa untuk menjelajahi asteroid Psyche.


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.