TEMPO.CO, Jakarta - Apple mengakui bahwa pengaturan penggunaan data lokasi di jutaan pengguna iPhone, termasuk iPhone 11 telah menyesatkan. Apple berjanji untuk memperbaiki hal itu, demikian dikutip dari Forbes, baru-baru ini.
Pengakuan tersebut dikeluarkan setelah spesialis keamanan Brian Krebs dalam Tech Crunch mengungkapkan bahwa iPhone 11 dianggap melanggar kebijakan privasi. Menurut Krebs, iPhone 11 mencari informasi lokasi pengguna, bahkan ketika pengguna secara khusus mengubah pengaturan privasinya untuk menghentikan itu.
Laman 9to5Mac telah mengkonfirmasi melalui operator bahwa iOS 13.3 akan dirilis pekan ini. Dan diharapkan untuk membawa perbaikan yang dijanjikan Apple untuk masalah ini serta dukungan untuk kunci keamanan FIDO2 dan kontrol orangtua baru untuk membatasi penggunaan Telepon, Pesan dan FaceTime berdasarkan kontak dan waktu.
Sebagai tanggapan, Apple awalnya menolak temuan (yang didokumentasikan oleh Krebs dalam sebuah video) sebagai perilaku yang diharapkan. Namun, Apple telah mengubahnya, memperingatkan pengguna bahwa chip Ultra wideband baru rentan berada di belakang pemeriksaan latar belakang.
"Teknologi ultra wideband adalah teknologi standar industri dan tunduk persyaratan peraturan internasional yang mengharuskannya dimatikan di lokasi tertentu," kata Apple dalam pernyataannya. "IOS menggunakan Layanan Lokasi untuk membantu menentukan apakah iPhone ada di lokasi terlarang untuk menonaktifkan ultra wideband dan mematuhi peraturan."
Apple menyatakan bahwa pengelolaan kepatuhan pita lebar ultra dan penggunaan data lokasi dilakukan sepenuhnya pada perangkat. Dan Apple tidak mengumpulkan data lokasi pengguna, suatu yang didukung oleh penelitian awal.
Namun, setelah mengklaim harus mengikuti persyaratan peraturan internasional, Apple mengatakan akan memungkinkan pemeriksaan lokasi dinonaktifkan di pembaruan iOS yang akan datang.
FORBES | TECH CRUNCH
