Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Situs Megalitik Tutari Papua, Bukti Kebudayaan Manusia Purba

image-gnews
Menhir di situs Megalitik Tutari. Kredit: Balai Arkeologi Papua
Menhir di situs Megalitik Tutari. Kredit: Balai Arkeologi Papua
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situs megalitik Tutari menjadi kawasan wisata yang menyimpan sejarah kebudayaan masyarakat di pinggir Sungai Sentani pada masa prasejarah, tepatnya zaman neolitik akhir. Lokasi situs ini berada di areal perbukitan, di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua. 

“Pada zaman itu manusia sudah mulai hidup bercocok tanam, berkelompok, menetap, dan tinggal bersama dalam kampung. Sejarah kebudayaannya terlihat dari peninggalan-peninggalan yang ada di Situs Megalitik Tutari,” ujar Hari Suroto, peneliti dari Balai Arkeologi Papua, kepada Tempo, Ahad, 8 Desember 2019.

Pohon kayu putih, batu-batu hitam, dan rumput ilalang memenuhi lokasi ini. Ketiganya menghiasi kanan dan kiri jalan, dari pintu masuk hingga lokasi situs tertinggi. Jalan yang telah dibangun juga memudahkan pengunjung untuk menelusuri setiap bagian situs.

Di beberapa titik tersedia pondok tempat istirahat. Beberapa pondok berada di ketinggian dengan pemandangan menghadap ke hamparan Danau Sentani. Diberi nama Tutari karena berada di Bukit Tutari selain itu konon suku yang pernah mendiami wilayah sekitar situs ini adalah suku Tutari.

Suku Tutari memperoleh makanan dengan berburu, menangkap ikan, beternak, dan bercocok tanam. Saat itu lokasi ini situs digunakan sebagai tempat penyembahan. Suku Tutari sendiri sudah musnah akibat perang suku.

“Masyarakat Doyo Lama yang saat ini berdiam di sekitar situs bukanlah keturuan suku Tutari. Mereka percaya bahwa sebagian suku Tutari telah menjelma jadi batu yang sekarang ada di situs itu,” kata Hari. “Masyarakat Doyo Lama percaya bahwa situs ini sakral, hingga kini mitos tentang suku Tutari dan nenek moyang masyarakat Doyo Lama diceritakan secara turun temurun ke generasi muda.”

Peninggalan di situs ini antara lain batu lukis, batu bongkahan berbentuk arca, batu berbaris dan menhir (batu berdiri). “Di Papua dan Papua Nugini (PNG) yang model begini hanya di sini saja. Kawasannya luas dan peninggalannya bisa dilihat langsung,” tutur Hari.

Balai Arkeologi Papua mengelompokkan peninggalan di situs ini menjadi 6 sektor. Sektor 1, 2 dan 3 adalah lokasi batu lukis. Sektor ini paling awal ditemui saat berkunjung. Motif lukisannya pun bervariasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada motif manusia, manusia setengah ikan, binatang, tumbuhan, dan benda budaya seperti gelang, kapak batu serta motif geometris seperti lingkaran dan matahari. Semuanya adalah ekspresi pengetahuan manusia saat itu tentang alam sekitar. Makna motif-motif ini tertulis dalam Jurnal Arkeologi Papua berjudul Makna Motif Lukisan Megalitik Tutari. 

Peninggalan berikutnya adalah batu bongkahan berbentuk arca yang ada di sektor 4. Bongkahan batu ini masing-masing berbentuk menyerupai kepala, leher dan badan. “Disebut juga batu ondoafi dan berjumlah empat. Keempat batu tersebut dipercaya sebagai representasi empat panglima perang ondoafi Uii Marweri yang mengalahkan suku Tutari yaitu Ebe, Pangkatana, Wali dan Yapo,” tambah Hari.

Sementara batu berbaris ada di sektor 5, yang membentuk dua barisan dengan orientasi memanjang antara barat laut dan timur daya. Letaknya ada di antara lokasi batu lukis dan batu berdiri. Barisan batu ini dipercaya sebagai jalan penghubung antara dunia manusia dan alam tempat roh nenek moyang bersemayam.

Sedangkan di sektor 6, lokasi situs yang paling tinggi. Pada masa prasejarah, tempat paling tinggi dipercaya sebagai tempat paling sakal atau suci. “Di sini terdapat 110 batu berdiri yang ditopang oleh batu-batu kecil. Batu tersebut berbentuk lonjong dengan ukuran bervariasi dan dipercaya sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang,” ujar Hari

Deminaus Marweri, ubuafa (juru bicara) ondoafi Busainerep di Kampung Doyo Lama mengungkapkan harapannya agar situs ini terus dijaga dan dilestarikan. “Perlu ada sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat bahwa situs ini punya makna, punya nilai. Ini adalah sejarah, ini adalah peradaban yang pernah terjadi,” tutur dia.

Secara adat ada empat suku dari Kampung Doyo Lama yang bertugas menjaga situs megalitik ini yaitu Wali, Pangkatana, Ebe dan Yapo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

11 jam lalu

Peta Distrik Sarmi, Papua. google.com
Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

Yayasan Pusaka mengidentifikasi deforestasi di Papua Januari-Februari 2024 seluas 765,71 Ha meski Indonesia mendapatkan dana dari komunitas global.


Perludem Sebut Sistem Noken dalam Pemilu Perlu Diubah, Ini Alasannya

12 jam lalu

Warga pegunungan memberikan hak pilihnya pada Pemilu serentak 2024 Sistem Noken di Kampung Algoni, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 1.306.414 orang masuk dalam daftar pemilih tetap di Provinsi Papua Pegunungan yang akan menggunakan hak pilih untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota dan DPD. ANTARA / Gusti Tanati
Perludem Sebut Sistem Noken dalam Pemilu Perlu Diubah, Ini Alasannya

Perludem mencatat, dari 277 sengketa Pemilu 2024 yang masuk ke MK, hampir 10 persen terjadi di Papua Tengah.


Ke Jokowi, Bos Freeport Janjikan Smelter Gresik Beroperasi pada Juni 2024

16 jam lalu

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dan Chairman & CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson ditemui di Kompleks Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Ke Jokowi, Bos Freeport Janjikan Smelter Gresik Beroperasi pada Juni 2024

PT Freeport Indonesia menjanjikan fasilitas pengolahan dan pemurniannya dapat berproduksi penuh pada tahun ini.


Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

1 hari lalu

Seekor biawak di Pulau Biawak, Indramayu, Jawa Barat, 26 Juni 2014. Pada sore hari, biawak-biawak berenang di tepi pantai untuk memangsa ikan. TEMPO/Aditya Herlambang
Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,


Kronologi Kematian 1 Anggota TPNPB-OPM, Ini Penjelasan Polda Papua

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo. Dok Polda Papua
Kronologi Kematian 1 Anggota TPNPB-OPM, Ini Penjelasan Polda Papua

WM telah masuk daftar pencarian orang (DPO) atas kasus penyerangan OPM terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas Omukia pada Oktober 2023.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


KontraS Sebut Langkah TNI Tangani Kasus Papua Belum Cukup, Perlu Evaluasi Total

2 hari lalu

Kepala Divisi Bidang Korupsi dan Politik ICW Ego Primayoga (kanan) dan Peneliti KontraS Rozy Brilian (kiri) memberikan keterangan pada media usai mengantar surat permohonan keterbukaan informasi publik tentang Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Dua organisasi itu mencatat sejumlah masalah pemilu seperti pelaporan dana kampanye partai politik maupun calon presiden tidak dapat diakses oleh masyarakat umum. TEMPO/ Febri Angga Palguna
KontraS Sebut Langkah TNI Tangani Kasus Papua Belum Cukup, Perlu Evaluasi Total

KontraS mengatakan perlu dilakukan evaluasi total seluruh langkah dan pendekatan keamanan yang selama ini berlangsung di Papua.


Komnas HAM Papua Sebut Korban Penganiayaan yang Diduga Dilakukan Prajurit TNI Meninggal

2 hari lalu

Ilustrasi TNI. dok.TEMPO
Komnas HAM Papua Sebut Korban Penganiayaan yang Diduga Dilakukan Prajurit TNI Meninggal

Komnas HAM Papua menyebut korban kekerasan yang diduga dilakukan anggota TNI dari Yonif Raider 300/Brajawijaya telah meninggal dunia di Ilaga,


Terus Berulang, Organisasi Masyarakat Sipil Kecam Penganiayaan terhadap Warga Papua oleh Anggota TNI

2 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com
Terus Berulang, Organisasi Masyarakat Sipil Kecam Penganiayaan terhadap Warga Papua oleh Anggota TNI

Anggota TNI kembali melakukan penganiayaan terhadap warga Papua. Begini kata organisasi masyarakat sipil.


Sebby Sambom Sebut Warga yang Dianiaya Prajurit TNI Bukan Anggota TPNPB-OPM

2 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
Sebby Sambom Sebut Warga yang Dianiaya Prajurit TNI Bukan Anggota TPNPB-OPM

Juru Bicara TPNBP-OBM, Sebby Sambom, membantah soal dugaan korban atau warga yang disiksa prajurit TNI merupakan anggotanya.