Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menristek Kembali Buka Wacana Guru Besar dari Jalur Peneliti

image-gnews
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tugas BRIN di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019. TEMPO/Khory
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tugas BRIN di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro melempar wacana pemberian gelar guru besar kepada para peneliti. Menurut Bambang, wacana itu dulu sempat diributkan.

"Menurut saya daripada kita berantem karena dulu saya ingat di masa lalu sempat ribut profesor itu hanya boleh perguruan tinggi, jalur peneliti tidak boleh ada profesornya," kata Bambang di acara Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik 11 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Bandung, Senin, 9 Desember 2019.

Bambang mengatakan jalur guru besar untuk peneliti perlu dihidupkan. Dari pengalamannya di universitas hingga sekarang di Kementerian Riset dan Teknologi, ada yang berkontribusi ke pengajaran tapi talentanya peneliti. "Kadang karena kesusahan batas kum (kumulatif) pengajaran akhirnya susah jadi guru besar," ujarnya.

Adapun dosen itu kalau mau jadi peneliti juga susah, kata Bambang, karena basisnya di perguruan tinggi, bukan di institusi seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Menurut saya ini hanya masalah titel, yang esensial adalah agar peneliti bisa difasilitasi secara maksimal. Dia juga butuh penghargaan bukan sekedar gaji atau bonus tapi status sebagai profesor," kata Bambang.

Menurut Menristek, barangkali Senat Akademik tempat yang tepat untuk
bisa mengakomodir kemungkinan lahirnya guru besar dari universitas yang basisnya penelitian, pengajaran, dan berbasis pengabdian masyarakat.

Antara penelitian dan pengajaran khususnya diminta jangan sampai saling mengabaikan. "Jangan ada guru besar yang hanya bisa mengajar saja, menurut saya ini akan meningkatkan jumlah peneliti," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah peneliti, menurutnya, kadang menggunakan asumsi, bahwa semua mahasiswa S2 dan S3 itu peneliti. Padahal ada beberapa jurusan seperti magister manajemen, magister akuntansi yang kecil sekali penelitiannya. Pun notariat di Fakultas Hukum, kata Bambang, lebih ke profesi.

Sementara itu, Ketua Majelis Senat Akademik 11 PTNBH 2019-2020 Nachrowi Djalal Nachrowi mengatakan, majelis 2018-2019 telah menyampaikan beberapa rekomendasi yang telah disampaikan kepada Menristekdikti Mohammad Nasir yang menjabat 2014-2019.

Ringkasannya mereka meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan dapat melimpahkan sebagian kewenangan proses penilaian angka kredit untuk kenaikan ke Jabatan Lektor Kepala dan Profesor kepada 11 PTNBH. Adapun hak verifikasi akhir diberikan kepada Kemendikbud.

Selain itu Kemendikbud diharapkan dapat memberikan kesempatan penggunaan pengindeks selain Scopus dan Web of Science bagi artikel-artikel ilmiah yang diajukan sebagai persyaratan khusus ke Guru Besar untuk dinilai. Majelis juga menyampaikan diperlukan regulasi untuk restrukturisasi organisasi dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan Tridharma Perguruan Tinggi.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

12 jam lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

13 jam lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

2 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

Kata Guru Besar Unpad soal kasus Kumba.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

2 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

2 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

2 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

2 hari lalu

BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

Kegiatan tridharma perguruan tinggi dalam ketahanan pangan khususnya pengembangan Smart Farming 5.0 harus menyatukan keilmuan multidisipliner klaster ekonomi, pertanian dan teknik.


Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

2 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

KIKA meragukan gelar guru besar yang disematkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso


Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia
Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.